Ada sebuah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Sondosia Kabupaten Bima berubah nama menjadi RSUD Sultan Ferry Zulkarnain.
Yang namanya rumah sakit umum yakni untuk kepentingan masyarakat luas dan namanya juga harus umum bukan nama yang khusus.
Pasalnya, nama tersebut karena berkat perjuangannya almarhum melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar tahun 2006 silam dan semua masyarakat tidak memunafikan hal tersebut.
karena berkat almarhum saat menjabat sebagai Bupati Bima sehingga RSUD Plus tersebut dibangun pada massa almarhum Suami Bupati Bima yang saat ini.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pers Reformasi Nasional (Sepernas) Kabupaten Bima, Syamsudin Al-Haq, SH. Yang ditemui wartawan pada hari rabu ( 10/08/202) mengatakan bahwa nama RSUD yang ada di Kabupaten Bima berubah menjadi nama pribadi yakni Almarhum Sultan Ferry Zulkarnain.
" Sungguh sangat miris terkait. Nama dan bangunan RSUD tersebut seolah-olah dibangun atas anggaran pribadi bukan dari APBN, APBD 1 dan APBD 2," katanya.
Lanjutnya, jika hal tersebut selalu di beri nama atas kepentingan politik golongan semata, maka kepentingan umum telah diabaikan karena namanya juga rumah sakit umum, ya untuk kepentingan masyarakat luas.
"Coba kalau klinik diberi nama pribadi tidak menjadi masalah karena di bangun dari anggaran pribadi, seperti klinik Dokter Agung yang ada di Kota Bima, sampai hari ini tidak ada yang mengkritisi nama kliniknya," urainya.
Ditambahkannya, lebih baik nama RSUD tersebut dinamakan saja namanya RSUD Kabupaten Bima, kan selesai tidak ada kritikan.
"Lalu kenapa saat ini Nama RSUD tersebut diubah menjadi RSUD Sultan Ferry Zulkarnain, ini menunjukan kasta/derajat seseorang yang sangat diagung-agungkan karena saat menjabat menjadi Bupati Bima," Ungkap Syam.
Sementara yang wajib diagung-agung adalah Tuhan yang maha Semesta Alam, Bukan manusia.
"Rumah sakit itu adalah pelayanan bagi untuk umum bukan pelayanan kepentingan pribadi dan golongannya, " Pungkasnya Ketua DPC sepernas.
Posting Komentar