Salah satu contohnya, Kasek SDN Inpres Pandai, Mus Mulyadi S.Pd yang dilantik pada sekolah tersebut merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (PlT) UPTD Dikpora Kecamatan Woha. Kekosongan juga terdapat hampir setiap Kecamatan belum terisi semua.
"Muncul berbagai macam pertanyaan di publik bahwa apa sudah tidak ada orang lain yang bisa menjadi pelaksana tugas di Dikpora Kecamatan Woha dan apakah kekosongan di setiap sekolah yang ada di tiap Kecamatan di Kabupaten Bima ini ada unsur kesengajaan"?.
Pasalnya, banyak pengawas dan guru yang lebih cerdas dalam melaksanakan PlT tersebut. Dunia pendidikan mundur beberapa langkah kedepannya terutama di Kecamatan Woha sebagai sentral Ibu Kota Kabupaten Bima.
PlT Kepala Dikpora Kecamatan Woha, Mus Mulyadi, S.Pd yang ditemui, Selasa (08/03/2022). tetap menjalankan Tupoksi yang telah dipercaya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Bima dalam hal ini Bupati dan Wakil bupati Bima.
"Saya menjabat sebagai PlT untuk mengisi kekosongan sebelum ada penetapan Kepala UPTD Dukpora Kecamatan Woha untuk kedepannya, "katanya singkat.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pers Reformasi Nasional (Sepernas), Syamsudin Al-Haq, SH, Rabu (13/03/2022) mengatakan bahwa dalam hal mutasi dan rotasi, Rabu tertanggal 12 Januari 2022 menuai kontroversi pada kalangan dunia pendidikan,
"Terutama di sentral ibu kota Kabupaten Bima yang konon sebagai rujukan dan panutan bagi Kecamatan yang lainnya, patut diduga pengangkatan ini adalah kepentingan politik semata dan tidak memikirkan nasib anak bangsa untuk kedepannya, " Ungkap Syam Al-Haq.
Lanjutnya, kalau dunia pendidikan sudah menjadi ajang kepentingan politik maka pendidikan akan dihancurkan oleh politik namun apabila kepentingan dunia pendidikan jauh dari kepentingan politik maka dunia pendidikan akan maju demi anak bangsa.
"Hak dan kewajiban bagi Bupati dan Wakil Bupati Bima memang dalam hal mutasi dan rotasi namun perlu di pertimbangkan. Namun harus dipikirkan dalam menempatkan kepentingan politik dalam hal dunia pendidikan dan dunia bidang yang lainnya," Ujarnya.
"Kalau tidak ada pemikiran sama sekali maka tunggu saja kehancuran dan kemunduran daripada imbasnya terlalu dan sangat mementingkan politik di atas segala-galanya. Ingat, duniamu dan kuasamu hanya sifatnya sementara dan bukan menjadi hal milik mutlakmu sebagai penguasa".
"Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Politik bukan atas dasar dendam dan uang namun politik mengajarkan bahwa bagaimana menempatkan posisi seseorang sesuai dengan keahlian dan kelebihan masing-masing," jelasnya.
Ditambahkannya, kalau tidak ingin dibicarakan oleh orang banyak mengenai kebijakan politik maka sempatkan untuk berpikir dan merenungi nasib orang banyak atas sikap politikmu.
"Kabupaten Bima bukan milik sekelompok orang namun Kabupaten Bima adalah milik orang banyak yang tentu mempunyai kepentingan banyak orang".
Mutasi dan rotasi jangan ada muatannya intrik politik karena terlalu mementingkan kepentingan politik daripada mementingkan kepentingan nasib orang banyak.
"Siapapun bisa memutuskan dengan cara dan pola ini dan carilah dan buatlah pola yang maju selain pola lama ini dimainkan yang lebih menguntungkan banyak orang banyak,"Pungkasnya Syam Al-Haq.
Pantauan Media ini bahwa dunia pendidikan selalu dan selalu di bicarakan setiap ada mutasi dan rotasi. Bagaimana tidak karena akan menentukan nasib orang banyak untuk kedepannya. Sebagai Kasek yang di nonjobkan mengkritisi atas mutasi dan rotasi, kini yang poligami juga masih tetap di pertahankan untuk menjadi Kasek.
Posting Komentar