Wati pehe bermakna larangan keras yang artinya jangankan untuk dilanggar larangan tersebut, di ucappun saja sangat tidak diperbolehkan oleh orang tua dulu
TONDA KOPA ANGI, mengandung nilai nasehat untuk menyatukan umat dalam hal berjuang menggapai segala cita, tonda kopa angi bermakna mengunting dalam lipatan.
Himbauan para petuah terhadap kalimat ini agar kita semua harus hidup rukun dan saling bahu membahu bukan saling menyikut dan menjatuhkan.
Kenapa kalimat ini diucapakan di Bima, tentu alasanya berdasarkan karakteristik dan kebiasaan masyarakat bima itu sendiri yang selalu iri pada kesuksesan orang lain dan saling menjatuhkan dalam segala karier.
Tonda kopa angi dapat di pahami secara rasioanal jika kita saling menginjak telapak kaki, bagaimana kita bisa berjalan dengan sempurna, tentu ada hambatan yang akhirnya tujuan yang dicapai jauh dari finis gapaian.
CAMPA LEMPA, merupakan syaran bagi anak kecil yang masih labil, agar jangan berbuat hal yang tidak pantas dilakukan dengan umur kelebihannya.
Kata campa lempa hanya disemayatkan pada anak" bukan orang dewasa, Namun orang dewasapun dapat kita katakan seperti itu apabila sikapnya sama dengan tingkah anak-anak
CEDO NGORU, kata tersebut hujatkan pada diri seseorang yang selalu menginterfensi tugas orang lain diluar wewenang dan keahliannya.
Cedo ngoru di isbatkan kepasa orang dewasa bukan kepada anak kecil, namun jika anak kecil berlaga seperti orang dewasa yang ingin mengatur segala fungsi orang lain maka, cedon ngoru pantas disemayatkan pada si anak kecil tersebut.
NONO MBALI OI FELA NDAI, merupakan farese perumpamaan kepada pribadi seseorang yang suka dan tidak bisa di pegang omongannya. Biasanya orang seperti ibu selalu bersilat lidah berdasarkan kondisi dan keadaan. Hari ini bisa dia meyatakan A besok berubah berpandangan B, lidahnya bergoyang selalu ditentukan oleh vaktor keadaan..
LEMBO ADE, adalah syaran putus asa dengan sejuta harapan, dengan kondisi sepuruk apapun kita dituntut untuk bersabar tanpa logika. Kata kalembo ade bermakna sabat tanpa batas, jika ada kalimat yang mengatakan sabar ada batasnya berarti itu bukan kontek yang dimaksudkan oleh kata kalembon ade, Sebap kalembo ade merupakan sabar tanpa batas.
DODO TANDO TAMBARI KONTU, adalah kata saling mengingatkan kepada segenap insan agar jangan melampoi batas dari ketentuan-ketentuan yang digariskan sebagi takdirnya
Dodo tando syaran agar bercermin diri saya siapa dan berpantas apa, sesangkan tambari kontu bermakna perbandingan diri sebagai pengingat kepantasan kita untuk berpijak dan meletakan harapan yang rasional sesuai kemampuan.
MABU ADE, merupakan ungkapan tulus yang terdalam akan kekaguman terhadap sesuatu benda atau hal yang di inginkan dengan kondisi yang begitu sangat terbatas
MAJA LABO DAHU, mengandung harapan agar yang diberi nasehat sukses dalam menggapai cita-citanya, nasehat dan harapan tersebut selalu disemayatkan pada anak atau keluarga terdekat bagi pemberi petuah terhadap turunannya yang hendak berjuang menggapai mimpi di rantauan.
Maja labo dahu, bisa di sederhanakan dengan arti, kamu harusnya malu dan takut jika kembali dari rantauan tanpa kesuksesan.
NGGAHI RAWI PAHU, merupakan semboyan yang di isbatkan kepada pemimpin dan setiap diri merupakan pemimpin, katalain kalimat tersebut artinya prioritas disemawatkan kepada laki-laki bukan berarti wanita tidak juga yang di maksud, tentunya setiap jiwa adalah pemimpin tanpa terkecuali jenis kelamin.
Namun kata nggahi rawi pahu tentu sangat tertuju kepada pemangku amanat, dan itu kebanyakan laki-laki.
Sebagai pemimpin tentu haru banyak mendengar dari pada didengar, katalainnya pemangku wajib banyak berkerja ketimbang perkataan yang bersifat janji, sebap tihtah pemimpin merupakan marwah atau hukum yang harus di jalankan.
Kata nggahi rawi pahu tentu bermakna, pantang menelan ludah yang terbuang atau dalam bahasa bima kuno yang artinya wati tahon nono mbali oi fela ndai, tentu ludah yang terbuang kesemak belukar
NGAHA AINA NGOHO, adalah kata himbauan terhadap, bisa terhadap masyarakat, anak dan keluarga, yang umurnya produktief. Agar generasi penerus fokus belajar dan bekerja untuk persiapan masa tuanya, tidak bermalas-malasan dengan umur produktiefnya hingga nasa tua sekarat.
Kata ngaha aina ngoho tidak di artikan makan hanya sebatasnya saja atau tidak boleh makan hingga ludes yang akhirnya esok kelaparan, namun ngaha aina ngoho lebih bermakna fokus belajar dan bekerja agar masa tuamu tidak melarat, sebap bahasa bima tersebut sangat dalam makna filosofisnya.
Tentu harus kita kaji berdasarkan makna yang sesungguhnya bahwa kata ngoho adalah menghabiskan tanpa sisa, sehingga jika habis masa produktief mu dengan malas malasan maka, analoginya jika semua dihabiskan seperti arti ngoho tentu esok pasti kelaparan, maka kata ngoho tentu kita maknai sebagai massa atau waktu jika tak dimanfaatkan dengan bijak tentu orientasinya ada penyesalan dikemudian hari
TOHOMPA NDAI SURAMPA DOU LABO DANA, adalah frase kiasan oleh sesepuh bima terhadap para calon leader atau tekad keteguhan hati oleh pemimpin yang jiwanya sangat sepenuh hati untuk mengabdi, itu makna secara personal.
Namun makna secara umum mengandung makna gotong royong atau karawi kamboju yang secara historis merupakan ciri atau watak masyarakat suku Mbojo kala itu.
Kata tohompara ndai mengandung kasih sayang terhadap sesama dengan rasa cinta yang begitu sangat mendalam dengan arti kata rasa diri, sedangkan surampa dou labo dana adalah implementasi dari rasa cinta tadi.
Kesimpulan keseluruhannya tohompa ndai surampa dou labo dana bermakna mendahulukan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi, atau jika rakyat melarat, pemimpin harus kelaparan dengan hati yang tersayat, sebap tugas nya para pemimpin adalah berpikir dengan ide serta gagasan bukan justru sebaliknya," episode selanjutnya. Panta Paju.
Posting Komentar