MAKNA KATA !! Maja Labo Dahu, Nggahi Rawi Pahu, Ngaha Aina Ngoho, Tohompa Ndai Sura mpa Dou Labo Dana, Manggusu Waru, Matenggo Rowale, Malondo Badou

Bima ~ Media Aspirasi ~ MAJA LABO DAHU, mengandung harapan agar yang diberi nasehat sukses dalam menggapai cita-citanya, nasehat dan harapan tersebut selalu disemayatkan pada anak atau keluarga terdekat bagi pemberi petuah terhadap turunannya yang hendak berjuang menggapai mimpi di rantauan.


(Maja labo dahu), bisa di sederhanakan dengan arti, haruslah malu dan takut jika kembali dari rantauan tanpa kesuksesan.


NGGAHI RAWI PAHU, Merupakan semboyan yang di isbatkan kepada pemimpin dan setiap diri merupakan pemimpin, kata lain, kalimat tersebut artinya prioritas disemawatkan kepada laki-laki bukan berarti wanita, tidak juga yang di maksud, tentunya setiap jiwa adalah pemimpin tanpa terkecuali jenis kelamin, namun kata nggahi rawi pahu tentu sangat tertuju kepada pemangku amanat, dan itu kebanyakan laki-laki.


Sebagai pemimpin tentu haru banyak mendengar dari pada didengar, katalainnya pemangku wajib banyak berkerja ketimbang perkataan yang bersifat janji, sebap tihtah pemimpin merupakan marwah atau hukum yang harus di jalankan.


Kata nggahi rawi pahu tentu bermakna, pantang menelan ludah yang terbuang atau dalam bahasa bima kuno yang artinya wati tahon nono mbali oi fela ndai, tentu ludah yang terbuang kesemak belukar


NGAHA AINA NGOHO, adalah kata himbauan terhadap, bisa terhadap masyarakat, anak dan keluarga, yang umurnya produktief. Agar generasi penerus fokus belajar dan bekerja untuk persiapan masa tuanya, tidak bermalas-malasan dengan umur produktiefnya hingga masa tua sekarat.


Kata ngaha aina ngoho, tidak di artikan makan hanya sebatasnya saja atau tidak boleh makan hingga ludes yang akhirnya esok kelaparan, namun ngaha aina ngoho lebih bermakna fokus belajar dan bekerja agar masa tuamu tidak melarat, sebap bahasa bima tersebut sangat dalam makna filosofinya.


Tentu harus kita kaji berdasarkan makna yang sesungguhnya, bahwa kata ngoho adalah menghabiskan tanpa sisa, sehingga jika habis masa produktief mu dengan malas malasan maka, analoginya jika semua dihabiskan seperti arti ngoho tentu esok pasti kelaparan, maka kata ngoho tentu kita maknai sebagai massa atau waktu jika tak dimanfaatkan dengan bijak tentu orientasinya ada penyesalan dikemudian hari


TOHOMPA NDAI SURAMPA DOU LABO DANA, adalah frase kiasan oleh sesepuh bima terhadap para calon leader atau tekad keteguhan hati oleh pemimpin yang jiwanya sangat sepenuh hati untuk mengabdi, itu makna secara personal.


Namun makna secara umum mengandung makna gotong royong atau karawi kamboju yang secara historis merupakan ciri atau watak masyarakat suku Mbojo kala itu.


Kata tohompara ndai mengandung kasih sayang terhadap sesama dengan rasa cinta yang begitu sangat mendalam dengan arti kata rasa diri, sedangkan surampa dou labo dana adalah implementasi dari rasa cinta tadi. 


kesimpulan keseluruhannya tohompa ndai surampa dou labo dana bermakna mendahulukan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi, atau jika rakyat melarat, pemimpin harus kelaparan dengan hati yang tersayat, sebap tugas nya para pemimpin adalah berpikir dengan ide serta gagasan bukan justru sebaliknya.


MANGGUSU WARU, adalah syarat kepemimpinan dou mbojo kala itu. Mengadung makna pemimpin harus punya 8 kerekteria atau 8 sifat yang ada pada dirinya agar bisa menjadi leader atau pemimpin.

- Mabisa ro guna

- Madese ro ntasa

- Maloa ro bade

- Mambou ro mbani

- Mato,a ro saba

- Madisa ro ngau

- Matenggo ro wale

- Malondo badou


Setiap kerekteria mengadung makna tersendiri yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin atau minimal mendekati kerekteria tersebut


Manggusu waru, adalah konsep kepemimpinan bima dan yang dijalankan oleh para kesultanan bima kala itu, hingga wajar dihormati oleh masyarakatnya, namun jika generasinya sekarang tidak menjujung tinggi  konsep tersebut tentu ruang dan waktu akan mengikis nilai peradapan yang akhirnya generasi hanya akan mengenal bima sebatas tanah kelahiran semata..


Mabisa raguna adalah kelebihan serba bisa yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk kemanfaatan rakyat yang ada, namun arti bima kuno pada masanya tentu pimimpin haruslah seorang yang sakti mandra guna, agar ditaati dan dihormati oleh rakyat yang dipimpinnya.


Madese ro ntasa, adalah kepribadian yang begitu sangat disanjung, disegani dan di hormati oleh seluruh kalangan, baik oleh ulama, tokoh masyarak juga tokoh pemuda dan wanita. Hal demikian tentu akibat dari pribadi yang bersangkutan itu sendiri yakni siakap yang tentu mengedepankan kepentingan kehidupan rakyat yang dia pimpin ketimbang kesenangan pribadinya.


Maloa robade adalah ciri yang disemayatkan kepada sang pemimpin yang mampu memahami segala keluh kesah, harapan dan keinginan rakyatnya dengan tindakannya bukan janji dan harapan semu Kata maloa tidak di artikan sebagai kecerdasa dalam ilmu pengetahuan.


Namun maloa dalam hal ini tentu dimaknai sebagai sebuah kebijaksanaan untuk kepentingan umum, bukan cerdas memperdaya rakyat yang lemah, sedangkan kata bade adalah diartikan sebagai kata paham atau mengerti yang akan dilakukan sebagai pemimpin yang bernota bene sebagai abdi masyarakat


Mambou ro mbani

Tidak di artikan sebagai pribadi yang cukup viral disetiap perbingan kalangan, dan mbani yang di maksud disini bukan pribadi yang otoriter bergaya preman, namun mambani adalah bermakna tegas tanpa pandang bulu dalam mengambil kebijakan asal berorentasi untuk kemaslahatan umah

Sehingga mambou ro mbani di sini tentu dimaknai kepada pribadi yang tegas dan berani mengambil konsekwensi untuk kepentingan segenap umat bukan golongan


Mato'a rosaba, adalah arti dari pribadi pemimpin yang selain taat pada penciptanya Allah Swt juga harus taat pada amanat yang dipikulnya sebagai abdi, juga tabah dalam menjalankan amanat tersebut dengan amanah


Madisa ro ngau, Adalah pribadi yang memiliki kemampuan yang terukur, cakap dan cerdas mengatasi segala menduk kondisi sosial.


Madisa ro ngau tidak di artikan sebagai pribadi yang brutal dan berani, namun madisa rongau adalah pribadi yang harus ada terlekat pada pribadi pemimpin tentang kecakapannya mengatasi segala probemarika sosial terhadap masyarakat yang di pimpinnya


MATENGGO ROWALE, Tidak di artikan sebagai pribadi visik seorang pemimpin dengan tubuh yang kekar bak binaraga

Namun kata matenggo rowale bermakna, komitmen moral seorang pemimppin dalam menjalankan tugasnya dengan cinta, sehingga tidak ada kesan beban pada amanat yang di embaninya sebagai abdi masyarakat


MALONDO BADOU, tidak bermakna garis silsikah atau kasta keturunan bangsawan, namun malondo badou dan hal ini tentu dinilai pada pribadi pemimpin yang jika bertutur kata sangatlah santun penuh mengandung makna filosofis, jika bersikap tercermin teladan yang patuh dicontohi oleh rakyatnya.


"Pribadi demikian walau lahir dari rahim seorang ibu yang awam dan jelata, jika sikap dan tuturkatanya dapat menumbuhkan cinta maka itulah yang dinamai malondo badou, begitupun sebaliknya kepada pribadi seseorang yang lahir dari rahiem wanita bangsawan namun jika tutur kata dan sikap yang jutru menciptakan mala petaka disuatu kaum, maka malondo badou tidak bisa disemayatkan pada dirinya walaupun dia seorang anak bangsawan atau pewaris tahta," Pungkasnya, akan bersambung.