“Dia menjaga kuda agar tidak lari keluar di kandang, begitu korban mendengarkan suara tembakan polisi langsung keluar rumah menuju kandang kuda. Kok dia tiba-tiba terkena tembak apa salahnya," jelas Ahmad, yang merupakan Paman korban.
Lanjutnya, korban lari keluar rumah bukan ikut bergabung dengan masyarakat tani yang bentrok. Namun korban keluar rumah hanya ingin mengamankan kuda di kandangnya.
“Sempat ibu korban bilang kepada Oknum yang diduga melakukan penembakkan. Jangan tembak kita pak, namun oknum tersebut tetap menembak kearah anaknya," ujar Ahmad.
"Terlihat jelas luka di bagian leher korban, tentunya itu kena peluru, itu bukan lecet biasa, dan kami sebagai keluarga meminta kepada pemerintah Kabupaten Bima pada khususnya bapak Kapolri, bapak Kapolda NTB Bertindak Tegas dengan kejadian ini," Tutupnya penuh harapan di usut tuntas kasus ini.
Buntut aksi demonstrasi akhirnya sasaran diduga penembakan, anak yatim. Ini menjadi sorotan keras aktivis desa Bolo karena mengakibatkan terjadinya diduga hasil penembakan, ini murni pelanggaran HAM menurutnya.
Rizki selaku aktivis desa Bolo mengutuk keras terhadap sikap arogansi yang dilakukan oleh oknum polisi yang menembak anak yatim tersebut. Bahkan dirinya meminta Kapolda NTB agar segera memproses Kapolres Bima kerena diduga tidak mampu mengamanahkan amanat yang baik terhadap anggotanya.
“Kenapa dia menjadi korban penembakan pada hal dia tidak tau apa - apa. Maka kami minta Kapolda NTB seger proses Kapolres Bima, bila perlu copot dari jabatan, hal ini juga bukan baru pertama kali, seperti kejadian aksi demonstrasi di depan kantor bupati bima kemarin, massa Aksi juga terkena dengan pemukulan terhadap masyarakat”, ujarnya.
Rizki menjelaskan, sebelum terjadi bentrok antara polisi dengan warga, ada masyarakat tani yang melakukan pemblokiran jalan terkait masalah pupuk yang dijanjikan akan disalurkan hari ini.
“Masyarakat blokir jalan tersebut, karena pupuk yang dijanjikan belum juga kunjung disalurkan untuk para petani jagung di desa Bolo. Masyarakat menunggu mulai dari pagi sampai siang pupuknya belum juga disalurkan, masyarakat kecewa dan melakukan pemblokiran jalan”, terangnya.
Pada saat pemblokiran jalan, masyarakat tani dan pihak kepolisian melakukan negosiasi agar jalan di buka. Masyarakat membuka jalan sesuai arahan kepolisian karena sudah ada pupuk untuk disalurkan ke desa Bolo.
“Upaya negosiasi aparat kepolisian dan masyarakat tani berjalan dengan baik, bahkan salah satu pengecer pupuk bertanggungjawab sepenuhnya terhadap masyarakatnya".
"Mau masyarakat mengambil pupuk diatas mobil tidak menjadi masalah yang jelas pupuk sudah dibayar di distributornya dan pengecernya sudah bertanggung sepenuhnya, perso'alan pembayaran pihak pengecer akan menagih kepada masyarakat yang mengambil pupuk, kita juga mendengarkan bersama bahwa masyarakat begitu mengambil pupuk langsung membayar”, cetus Rizki.
Karena sudah ada kesepakatan bersama, dan masyarakat naik di atas mobil truk untuk mengambil pupuk, tiba-tiba aparat kepolisian melakukan penembakan kearah udara sebanyak dua kali. Masyarakat panik dan terjadilah bentrok masyarakat tani dengan aparat kepolisian.
“Penembakan dua kali kearah udara murni diduga provokasi, kenapa dilakukan penembakan kearah udara padahal sudah ada hasil kesepakatan bersama baik pihak kepolisian, pengecer dan masyarakat. Ini diduga merupakan jebakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian karena mereka punya target untuk menangkap warga”, pungkas Rizki.
Dikatakan Rizki, "kenapa setiap masyarakat tani yang melakukan aksi demontrasi harus ada korban jiwa. Masyarakat tani kemarin melakukan aksi demonstrasi di kantor bupati Bima bentrok dengan pihak kepolisian".
“Kapolres Bima harus dicopot, saya minta kepada Kapolda Ntb agar segera mencopot Kapolres Bima dengan Kabag OPS nya karena sering arogansi dalam menangani masa aksi”, ujarnya.
Belum ada prestasi satupun yang diukir oleh kapolres Bima, ini menjadi catatan penting bahwa Polres Bima harus diganti.
“Saya minta Kapolda Ntb segera copot Kapolres Bima bersama Kabag OPS, karena saya menilai mereka tidak humanis terhadap masyarakat. Dan saya minta segera tangkap oknum yang melakukan penembakan terhadap anak yatim jika pelaku tidak ditangkap ini akan menjadi masalah yang baru”, tutup Rizki. Seperti dikutip dari (Syf-14). (Red/MA/06)
Demi keseimbangan pemberitaan media ini Terkait dengan adanya kejadian penembakan mengakibatkan salah satu warga terkena peluru nyasar yang melakukannya diduga jajaran Polri, Anggota Personil Mapolres Bima. Sembari menunggu tanggapan dari pihak Aparat penegak hukum ( APH ) kepolisian Polres Bima dan Polda NTB. Maka Berita ini ditayangkan oleh Media ini.
Posting Komentar