Legislatif dan Eksekutif Tak Sedia Payung Sebelum Hujan, Kabupaten Bima dilanda Gejolak Disegala Sudut

Bima ~ Media Aspirasi ~ Seperti kata pepatah "Sedia Payung sebelum hujan". Namun berbeda apa yang terjadi di masyarakat Bima pada umumnya karena pemerintah tak melakukan makna pepatah tersebut. Malah terbalik, "Hujan turun baru sedia payung,". Kalau sudah begitu adanya maka ada yang belum diselesaikan karena semuanya berbicara kepentingan politik semata. Bahwa pada saat ini Kabupaten Bima dilanda Gejolak.


Masyarakat Kabupaten Bima umumnya dan khususnya di Kecamatan Woha, Belo, Soromandi, Wera, Belo, Ambalawi, Lambu, Sape, Monta dan Parado adalah profesinya sebagai petani Bawang Merah. 


Namun akhir-akhir ini menjelang panen Bawang Merah pada lokasi tersebut mulai dari bulan 9 tahun 2021 harga sudah mulai turun semnetara harga obat kimia naik.


Pertanyaannya, sudah sejauh mana Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bima melakukan penertiban terhadap distributor pupuk dan obat kimia?. Kalau memang ada kaitannya dengan otonomi daerah.


Informasi yang diendap oleh media ini bahwa para petani bawang merah dan jagung serta petani lainnya sangat berharap agar dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Bima bisa bekerja bukan menemui petani bukan menerima laparan dari sana dan sini.


Pasalnya, distributor pupuk dan obat kimia diduga dengan sengaja menaikan dan memainkan harga jual sehingga petani yang kena getahnya.


Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pers Reformasi Nasional (Sepernas) Kabupaten Bima, Syamsudin Al-Haq, SH yang ditemui, Sabtu 04/12/21 mengatakan bahwa kejadian di Kabupaten Bima dengan anjloknya harga bawang merah, naiknya harga obat kimia dan maraknya tawuran siswa serta mahasiswa dan masyarakat melakukan demonstrasi ke Kantor Bupati Bima, Kamis 02/12/21 dan Jum'at 03/12/21 meminta agar Pemda Kabupaten Bima untuk segera mencari solusi hal tersebut, katanya.


Lanjutnya, saat dua hari demonstrasi dilakukan saat itulah kejadian yang tak bisa dibendung karena pihak keamanan mengeluarkan senjata semprotan gas air mata. Para pendemo lari berhamburan yang tak jelas dasarnya dan gas air mata yang di semprotkan pada pendemo mengenai mata warga di sekitar lingkungan Pemda Bima yang ada di Dusun Godo Desa Dadibou," urainya.


Ditambahkannya, kalau masalah ini tidak segera di berikan solusi maka tidak tertutup kemungkinan kejadian akan lebih parah lagi sebab para petani akan setiap hari menuntut pada Pemda Kabupaten Bima dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Bima sampai tuntutan akan berbuah hasilnya. 


Katanya pemerintah harus melayani namun pelayanan yang bagaimana diterapkan sehingga masyarakat melakukan demonstrasi, kalau ada pelayanan tidak mungkin masyarakat melakukan demonstrasi dan hal lainnya. "Mestinya Pemda Kabupaten Bima dan Legislatif sedia payung sebelum hujan,"


"Pantauan media ini bahwa di Desa Bolo Kecamatan Madapangga terjadi demonstrasi lantaran kekurangan pupuk subsidi. Tawuran siswa terjadi lantaran masalah sepele," Syam Al-Haq