Mataram ~ Media Aspirasi ~ Narasumber, HM Lebu Sekali lagi pemangku Sasambo memberikan kritik pedas bagi Badan Pengelola Geopark dan Biospher Tambora Samota Pulau Sumbawa. Orang di provinsi lain sudah beranjak melejit, menuju kemajuan, bahkan kemandirian dengan wacana pemekaran wilayah provinsi, Pulau Sumbawa masih terbelit masalah sepele.
Tambora adalah pusatnya Pulau Sumbawa bagian tengah dan barat, Pasak Bumi orang Bima Dompu dan Sumbawa. Pelaksanaan Festival Pesona Tambora Menyapa Dunia yang tak mampu menyapa dusun pun adalah bentuk pengelolaan taman bumi yang amatir.
Kedepannya Pemerintah Provinsi NTB harus melakukan evaluasi mendalam terhadap semakin mundurnya penegakkan branding Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Bagaimana mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan UNESCO dan Visi Pembangunan Nasional berbasis konservasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melaksanakan acara event saja tidak becus.
Ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian mereka yang dulu getol masuk menerobos sistem demi berbagi remah jatah honor sebagai Dewan Pelaksana Geopark dan Biospher Tambora Samota Pulau Sumbawa.
Bukan saja terkesan asal seruduk sok unjuk kuasa untuk memegang jabatan, mereka orang baru ini kesannya terlalu narsis. Mereka pikir dengan jual tampang pencitraan di medsos secara narsis itu dapat selamanya menipu opini publik. Adalah lucu disaat keterbukaan informasi seperti saat ini masih ada cebi-cebi amatir yang unjuk kemaluan, bikin malu saja.
Sebagaimana disampaikan oleh Front Tambora dan Wakil Rakyat di Legislatif Provinsi, diberitakan dikutip Detik NTB. Harusnya jangan memaksakan diri melakukan suatu kegiatan secara amatir begitu. Mana kolaborasi Kepala Dinas Pariwisata Provinsi dengan Pengelola Geopark dan Biospher, Dinas di Kabupaten Dompu dan Bima serta Sumbawa, apanya menggalang kerjasama yang holistik dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumberdaya Alam) dan Balai Taman Nasional Gunung Tambora (BTNGT).
"Bukankah Pesona Tambora 2015-2020 harusnya jadi pelajaran bagi para pejabat yang dipercayakan yang punya tanggung jawab untuk mengangkat branding kedigdayaan Tambora dimata dunia ini. Apanya melakukan pengelolaan yang menghasilkan PAD dan perluasan kesempatan kerja, mengelola anggaran dari delapan OPD saja tidak jelas," Ungkap HM.
Sebelumnya saja banyak hal yang cukup memalukan terjadi dalam perayaan Festival Pesona Tambora Samota Mengapa Dunia itu. Mulai dari kepleset nya gambar foto Gunung Bromo dikira Tambora, kehadiran Trio Macan, Pesona Rimpu yang dipaksakan tanpa makna, sampai masalah sampah dan penonton bayaran. Itu diwaktu sebelumnya. Ternyata ditahun 2021 ini lebih memalukan lagi, jangankan menyapa dunia, menyapa dusun saja tidak mampu. Ironisnya benar-benar memalukan, amatir.
Pihak BAPPEDA Provinsi NTB juga harusnya jangan sok tutup mata, sampai kapan sebaran anggaran pengembagan Geopark dan Biospher dijadikan lahan bancakan delapan Dinas? Bukankah periode pengelolaan oleh Tim Percepatan tahun 2010-2014 hampir 20 Milyar digelontorkan dari APBD NTB tiap tahun, semua menguap tak berbekas.
HM Lebu dan kawan-kawan SASAMBO sejak tahun 2015-2020 sudah mengarahkan pengelolaan Geopark dan Biospher (Rinjani-Lombok dan Tambora-Samota) oleh calon Lembaga Non Struktural mandiri, merekrut orang-orang pilihan melalui seleksi yang ketat dan transparan.
Lanjut HM Lebu, Sejak Juni 2020 semuanya mulai parah lagi seperti 2010-2014, dulu Tim Percepatan hanya menjadikan kedok geopark sebagai mavia anggaran, mencari alasan proyektor yang ibaratnya menggulirkan air di daun talas, tak berbekas. Periode 2015-2020 sebenarnya sudah bagus, Geopark dan Biospher Rinjani-Lombok diakui UNESCO. Biospher Tambora Samota juga sebagai UNESCO Global Biosphere Reserve, serta sebagai Geopark Nasional tahun 2017.
"Dari awal HM Lebu sudah melaporkan semuanya kepada Gubernur NTB yang baru saat itu akhir 2018, bahwa branding Rinjani di Pulau Lombok, serta Tambora Samota dan Sangiang di Pulau Sumbawa adalah tematikal program release yang ampuh, selaku heritage dan diversity yang layak menopang visi misi NTB Gemilang," Tuturnya HM Lebu.
Masih HM Lebu, Bang Zul dulu disebuah Mushala, dua hari sebelum dilantik justru mendukung penuh, memberikan apresiasinya. Ironisnya, begitu antek KKN menggarong Rinjani, begitu para stafsus dan eks timses nya menggarong Tambora Samota; semua jadi boomerang di kalangan masyarakat lebih-lebih pemerintah daerah provinsi Ntb.
Bolehlah HM Lebu dkk kecewa, mewakili para perintis : Pak Syamsuddin Saud di LHK, Ibu Alvi eks Dispar, Iwan eks Distamben Lobar, Faisal TNGR, Dany TNGT. Banyak Pemangku Masyarakat pun selaku perintis, layak dimintai masukan jika ingin dua Pasak Bumi NTB ini kembali berjaya, jangan merasa jumawa mentang-mentang dekat dengan kolam kekuasaan lalu menisbikan para perintis program SDGs di NTB ini, bisa kualat kularat dan keparat jadinya.
"Mengutip kembali pernyataan Camat Sembalun, Ketua DPW Kermahudatara NTB, Pucuk Sasambo, Pemuda Salaja Bima Dompu, bahkan punggawa Samawa Kuno di Doro Tinti. Bahwa Bang Zul perlu merekonstruksi kembali dua Taman Bumi (Geopark dan Biospher) Rinjani Lombok dan Tambora Samota ini. Apalagi Aspiring Sangiang Api Bimasakti yang sudah dirintis di Pulau Sumbawa bagian timur sudah pula digalang oleh HM Lebu dkk Bimasakti," pinta HM Lembu.
Sepintas lalu, mungkin branding geopark dan biospher ini dianggap sepele, mungkin bercermin pada konstelasi pengelolaan Taman Nasional yang seolah ngeh terhadap kontribusi PAD bagi daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sesungguhnya, pengelolaan taman bumi tidaklah sedangkal itu, branding UNESCO dan Global Sustainable Development Goals (SDGs) hanya akan menjadi mimpi siang bolong kalau dikelola oleh orang-orang amatir, apalagi konco projektor dan antek KKN seperti di Rinjani-Lombok. Apalagi oleh orang-orang amatir asal masuk seperti personil-personil baru di Tambora Samota.
Jika memang ingin membangun daerah, lakukan dengan serius, gunakan hikmah dan konsep formal yang direkomendasikan oleh ilmu pengetahuan. Tokh sudah ada banyak rekomendasi yang diberikan oleh Assesor UNESCO kepada Rinjani-Lombok, gunakan untuk membangun Pulau Lombok.
"Sudah ada juga rekomendasi Pre-Assesment oleh Profesor Datuk Ibrahim Komoo (Presiden Asia Pasifik Geopark Network) kepada Tambora Samota Pulau Sumbawa. Gunakan untuk membangun Pulau Sumbawa," Ungkap Dia.
Masih HM lembu. Semua rekomendasi itu datang dari lembaga ilmu pengetahuan terhebat dunia, jangan dianggap enteng, jangan dibawa se-amatir pengurus baru yang masih bau bawang. Malu bertanya sesat dijalan, malu belajar sesat didalam, malu bercermin buruk bertingkah.
Untuk menjadi pemantik NTB Gemilang dalam nuansa Ramadhan 1442 Hijriah, jangan anggap enteng keberadaan pasak bumi di NTB; Rinjani, Tambora, Sangiang. Jadikan ia sumber inspirasi untuk menjaga melestarikan mengembangkan dan mengelola selaksa sektoral. Jadikan ia pengumpul aspirasi untuk menjadi bahan masukan dan gagasan pembangunan daerah. Letakkan visi misi SDGs Geopark dan Biospher itu sebagai landasan pedoman dan pondasi program.
"Semoga bumi, bunda pertiwi kita senantiasa Ridha pada eksistensi manusia yang menapakinya. Semoga ayahanda perkasa semesta udara hawa dan langit menaungi selaksa yang menjunjungnya," Pungkasnya. HM Lebu di Sape Lambu.
Posting Komentar