Saat pantauan wartawan Media Aspirasi sekaligus pimpinan redaksi Aryadin di lokasi jembatan. Yang berada di SP 3 desa setempat, mengingat salah satu dari pekerja merupakan kepala dusun.
Waktu di mintai keterangan terkait pengerukan sungai yang tak jauh dari jembatan tersebut, apakah proyek ini pernah nggak memberikan kontribusi terhadap masyarakat atau desa setempat, Kepala dusun menjawab, " Saya tidak pernah tahu ada atau tidaknya, akan tetapi saya hanya pekerja atau buruh," Ujarnya kepala dusun yang biasa disapa Ama mpongo.
Namun bagaimana jika bapak tidak tahu, sedangkan bapak juga adalah bagian dalam pekerjaan proyek jembatan ini sebagai Tim mengontrol, " jujur saya tahu dan mungkin saja pihak kontraktor pelaksana PT. Surabaya Jaya Kontruksi, sudah berkoordinasi dengan pihak kepala desa kawinda to'i, hal ini menurut saya tidak menutup kemungkinan kalau memang nggak ada PAD untuk desa, dikarenakan proyek pembangunan jembatan ini baru selesai dan juga pihak kontraktor pelaksana sudah empat hari meninggalkan tempat ini," Ungkap Ama mpongo.
Pada hari yang sama, Pimpinan Redaksi Media Aspirasi mewawancarai kepala desa kawinda to'i, Iskandar. Berdasarkan tinjauan kami dari pembangunan jembatan Toro Oimarai, dengan perso'alan bahan material yang digunakan itu, telah mengerukkan pasir dan batu di bagian bantaran sungai tersebut, ada nggak persetujuan dari kepala desa.
Kepala desa, "awalnya kami. Memang tidak setuju dengan sewenang-wenang nya pihak pelaksana mengambi begitu saja tanpa sepengetahuan kami di desa, akhirnya setelah ditegur. Pihak pelaksana menyetujui bahwa ada PAD untuk desa," Kata Kades.
Sesampai terselesainya mereka melakukan pekerjaan jembatan dan telah mengambil bahan material disekitar itu, ada beberapa kali pihak kontraktor pelaksana lakukan sosialisasi terhadap masyarakat atau pihak desa kawinda to'i. " Selamat bangunnya jembatan itu, hanya satu membicarakan dengan saya terkait PAD. Kalau untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, tidak ada. Ironisnya mereka hanya Pemberian Harapan Palsu PHP kepada kami serta masyarakat," Kesalnya Kades yang di PHP kan oleh pihak PT Surabaya jaya.
Tambah kades. "Memang hal ini sungguh jengkel dengan perso'alan ini hanya dijanjikan, sampai sekarang mereka tidak pernah melihat lagi, apalagi batang hidung mereka, keinginan kami sebagai semestinya harus kembali atau memberitahukan kepada kami yang selaku pemerintah desa agar tidak terjadi hal-hal saling mencurigakan antara desa dan masyarakat ," pungkasnya kades, dengan nada yang penuh penyesalan.
Sembari menunggu tanggapan dari pihak kontraktor pelaksana PT. Surabaya Jaya Kontruksi, Sampai Berita ini ditayangkan oleh pimpinan redaksi Media Aspirasi, pihak PT tersebut. Sempat beberapa kali dikonfirmasi melalui telepon dan WhatsApp nya, Namun ironisnya karena nomor kontak telepon seluler atau WhatsApp nya. Yang diberikan oleh security penjaga rumahnya, ternyata tidak aktif atau salah nomor, (Red/MA/06).
Posting Komentar