Bima kota ~ Media Aspirasi ~ Kesekian kalinya Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor BANK NTB SYARIAH Kota Bima NTB. Yang berkenaan dengan Pernyataan Modal 81 Miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanjaan Daerah (APBD) Kabupaten Bima NTB.


Koalisi LSM LP-KPK Bima NTB, BIMPAR NTB, LPPK NTB Dan API NTB. Menggelar aksi unjuk rasa yang berkelanjutan di Bank NTB Syariah dan aksi kali ini menuai Polemik yang sangat berdinamika. 


Ketua Lp-Kpk, Amirullah S.ikom dalam pernyataannya menegaskan "Aksi demonstrasi tidak berhenti sampai disini karena apa yang menjadi tuntutan kita LSM belum mampu di realisasikan oleh direktur Bank NTB Syariah ini. Bahkan ini aksi bukan kali pertama tapi ini aksi yang sudah kesekian kalinya," ungkapnya depan awak media. 30/09/2021.

Aksi yang berlangsung menegangkan itu mampu di halau oleh Aparat keamanan.  Pasalnya masa aksi sempat mau melakukan pemblokiran jalan raya, sehingga sempat mengakibatkan kemacetan.


Korlap Aksi Abdul Gani S.Pd Ketua BIMPAR "Iya kita melakukan aksi pemblokiran jalan namun dihalau oleh aparat keamanan tadi. Tapi kita tidak akan berhenti sampai disini dan kita berencana habis aksi disini, akan menggelar aksi di Bandara Kabupaten Bima pada hari Senin depan," paparnya.


Mencermati dinamika yang berlangsung di lapangan Sekjen Lp-Kpk juga memberikan pernyataan sikap. M.Yamin " Iya kita mengharapkan dengan dinamika yang berkelanjutan seperti ini diharapkan kepada Dewan Komisaris Bank NTB Syariah untuk segera mengambil sikap.


Namun demikian, dewan komisaris datang di wilayah kabupaten Bima, hanya jalan-jalan, dan patut diduga tak punya nyali serta tidak ingin memberikan tanggapan sikap tentang bagaimana perso'alan ini bisa dijelaskan serta transparan.


"Orang nomor satu di provinsi Nusa tenggara barat NTB, merupakan penanggungjawab, ke-semua. Badan usaha milik daerah BUMD seperti di PT Bank NTB Syariah Cabang Bima yang berlokasi dikota Bima," Ungkap sekjen Lp-Kpk Bima-NTB. 


" Dewan komisaris, harus turun di lapangan, agar segera mendesak direktur Bank NTB Syariah Cabang Bima mengindahkan apa yang menjadi tuntutan kita sebagai masa aksi. Dan juga Tim Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kita harapkan jangan tutup dengan persoalan yang ada di kota dan kabupaten Bima ini, yang berkenaan dengan pernyataan modal yang di pergunakan oleh beberapa Bank di Bima ini," Pungkasnya. (Red/MA/06).


(1) Sebagaimana dalam tuntutan sikap, segera Bank NTB cabang Bima melakukan transparansi pengelolaan anggaran penyertaan modal 81 miliar dari Pemda Kabupaten Bima periodesasi tahun 2015 tahun 2019.


(2) meminta kepada DPRD dan Bupati Bima hentikan penyertaan modal Bank NTB cabang Bima periode 2021 2026, karena dianggap merugikan daerah dan negara.


(3) apabila seluruh tuntutan kami tidak diindahkan maka kami akan melakukan aksi besar-besaran, dengan rute PT Bank NTB Syariah Cabang Bima, Bandara SMS Bima.



Bima ~ Media Aspirasi ~ Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Heru Sasongko, S.I.K, yang diwakili oleh Kabag Ops, selaku Kepala Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Karendalops), AKP Herman, SH, menggelar jumpa pers dengan sejumlah awak media, pada hari rabu (29/09/2021) sekitar Pukul 19.30 Wita di Aula Tambora Polres setempat.


Dalam jumpa pers tersebut, Herman, dalam pernyataan resminya, mengingatkan bahwa terhitung Tanggal 20 September lalu hingga 3 Oktober 2021 ini, Kepolisian Negara Republik Indonesia menggelar secara serentak operasi kepolisian dengan sandi “Operasi Patuh Rinjani 2021”.


Lanjutnya, Operasi ini, bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian material bahkan korban jiwa.


Selain itu, Herman menekankan bahwa sebelum melakukan kegiatan operasi, para personil yang terlibat terlebih dahulu menjalani apel untuk mendapatkan Arahan Perintah Pimpinan atau APP.


Suasana kegiatan APP sebelum operasi dimulai Herman, lantas mengerucutkan pernyataannya guna mengklarifikasi adanya kesalahpahaman antara petugas operasi dengan salah satu pengendara sepeda motor yang divideokan dan diunggah di salah satu jejaring media sosial (MEDSOS).


“Pada hari Senin, Tanggal 27 September 2021, sekitar Pukul 15.30 Wita saat berlangsung operasi di Tugu Pahlawan, jalan lintas Kalaki – Bandara, personil operasi melakukan penertiban dan pemeriksaan surat-surat kendaraan bermotor kepada pengguna jalan. Baik roda dua maupun roda empat,” tutur Herman.


“Namun beredar video singkat di media sosial menggambarkan adanya kesalahpahaman antara petugas operasi dengan salah satu pengendara motor,” imbuhnya.


Dengan beredarnya video yang sampai Viral tersebut, Herman menyatakan, hari itu juga sekitar Pukul 18.30 Wita, Kapolres Bima langsung memimpin pelaksanaan rapat dengan pejabat operasi Patuh Rinjani 2021,


Hasilnya, petugas operasi yang terlibat dalam kesalahpahaman itu diberikan tindakan disiplin serta melakukan penyelidikan lebih lanjut.


Dari hasil pemeriksaan baik terhadap personil operasi maupun keterangan para saksi, Herman menyatakan, saat operasi berlangsung salah satu pengendara yang terlibat kesalahpahaman tidak dapat menunjukkan surat kendaraan (STNK) maupun SIM.


“Sehingga anggota mengarahkannya ke Bintara Tilang,” ujar Herman.


Namun, lanjutnya. Pengendara tersebut bersikeras tidak mau ditilang dan malah melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada anggota Operasi.


“Tidak mau ditilang dan mengeluarkan kata-kata ‘Polisi Dungu’,” beber Herman.


Merasa institusinya dihina dengan kata-kata tersebut, anggota operasi sontak emosi dan secara spontan melakukan tindakan terhadap pengendara dimaksud sebagaimana dalam video yang beredar.


“Namun demikian, personil tersebut tetap harus menjalani proses disiplin kepolisian,” tegas Herman.


Mengakhiri pernyataannya, Kabag Ops, tetap selalu menghimbau kepada masyarakat agar bisa di mematuhi dan taat dalam berlalulintas.


“Kami dari Kepolisian Resor Bima menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Bima untuk patuh dan taat dalam berlalulintas. Lengkapi diri dengan surat-surat kendaraan, SIM, maupun kelengkapan kendaraan lainnya,” Pungkasnya Putra Kecamatan Donggo ini.(Red/MA/06).

DOMPU ~ Media Aspirasi ~ Musda II Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Dompu di Gedung PKK, Kamis (30/9/2021) berhasil memilih Ida Faridah S.Pd sebagai ketua untuk Periode 2021-2026.


"Alhamdulillah atas rahmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT, sehingga saya mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua IGI Dompu," ungkap Ida Faridah yang juga istri Ketua DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu Sarwon Al Khan itu, ketika menyampaikan kata-kata sambutan sesaat setelah terpilih.


Ia juga, menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasinya kepada seluruh jajaran anggota IGI Dompu yang sebelumnya memilih dirinya untuk menjabat sebagai Ketua IGI Dompu. "Ini adalah penghargaan yang luar biasa diberikan kepada saya yang harus dijalankan penuh dengan rasa tanggungjawab," tuturnya. 

Diakui Ida Faridah, dirinya tidak menyangka bisa terpilih menjadi Ketua. Padahal, berbicara pengalaman masih banyak yang berpengalaman untuk menjabat sebagai pucuk pimpinan dalam organisasi tersebut. 


"Saya hanyalah sosok yang biasa. Saya adalah ikan kecil ditengah ikan besar yang ada di dalam kolam. Tapi alhamdulillah, ternyata saya mendapat kepercayaan," katanya. 


Tambah Ida Faridah, atas yang diberikan kepercayaan ini, Ia akan berusaha dan bekerja keras demi mewujudkan visi dan misi IGI Dompu. "Tapi untuk mencapai itu, tentunya tidak bisa sendiri tanpa ada dukungan dan kerjasama dari seluruh anggota IGI dan pihak lain," terangnya. 


Sebelumnya, pada Musda II (pemilihan) Ketua IGI Dompu priode 2021-2026, ada 2 orang yang mencalonkan diri Ketua IGI Dompu yakni Ismul Azam S.Pdi dan Ida Faridah S.Pd. Pada pemilihan ini, Ida Faridah S.Pd berhasil meraih 45 suara. Sedangkan, Ismu Azam S.Pdi 41 suara (dari jumlah pemilih 88 dan suara batal 3). 


Berdasarkan informasi dihimpun wartawan ini, ketua IGI Dompu terpilih menjabat Kepala SMK Kesehatan Yapik Gerbang Dompu dan Guru (ASN) di SMAN 3 Dompu. (Red/MA/06)

Bima ~ Media Aspirasi ~ Badan eksekutif mahasiswa (BEM) sekolah tinggi ilmu hukum (STIH) Muhammadiyah Bima menyambut kehadiran tim evakuator dan rombongan direktorat kelembagaan Kementerian kebudayaan, riset, dan teknologi republik indonesia (RI). 


Pendidikan merupakan penopang utama sebagai bidang keilmuan. Dalam hal ini Ade Sofian Sekretaris jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa (sekjen BEM) STIH Muhammadiyah Bima mengapresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras tim dan ketua lembaga STIH Muhammadiyah Bima dalam mengupayakan perubahan status STIH menuju UMB.


"Besar harapan kami sebagai mahasiswa sekolah tinggi ilmu hukum (STIH) Muhammadiyah Bima dalam perjuangan panjang, ini mampu memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan seluruh mahasiswa dan masyarakat se-pulau sumbawa," Ucap sekjen BEM. Dengan harapannya.


Lanjut Sekjen, Lebih-lebih masyarakat yang ekonomi nya rendah, yang tidak mampu membiayai kebutuhan pendidikan dan biaya hidup anak anaknya di luar daerah untuk mendapatkan pendidikan yang mumpuni baik, maka demi mempermudah akses pendidikan di tingkat perguruan tinggi dan memberikan spirit kemauan dan semangat masyarakat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.


"Sebenarnya, kita sangat bangga sebagai mahasiswa STIH Muhammadiyah Bima yang kini menjadi Universitas Muhammadiyah Bima (UMB), Akan tetapi hal ini masih dalam proses, semoga dengan kehadiran Tim Kemendikbud RI mampu membawa pulang oleh-oleh sebuah kesempatan bersama," Pungkasnya. 



  

Bima ~ Media Aspirasi ~ Gubernur NTB, Dr. H. Zulkeflimansyah, Bersama Rombongan, tiba di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima. Sekitar pukul, 15.20. wita, Kunjungan Pak Gubernur kali ini, di beberapa lokasi yang ada di Bima timur. Kabupaten Bima, pertama dilakukan (kunker) di kecamatan Sape dan Lambu dan melanjutkan ke Dompu serta Sumbawa. 


Dalam kunjungan Beliau kali ini di dampingi oleh Kadis PUPR NTB, Kadislutkan NTB, Kadisnakeswan NTB, Kadis Dikbud NTB, Kadiskominfotik NTB, Kadis PMPDes NTB, Dukcapil NTB, Karo Kesra, Karo Umum, Karo Adpim, Kabid Evapol Bappeda.


Dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Gubernur NTB dan rombongan menuju BBA atau Rumah Makan sekaligus Sholat istirat sebentar, usai Makan dan Sholat di BBA Belo, rombongan Pak Gubernur NTB, langsung menuju lokasi di Desa Baju Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima.


Gubernur NTB, saat diwawancara oleh beberapa awak media menyampaikan bahwa “Hadirnya di Bima, pertama kunjungan kerja (kunker) dibeberapa wilayah yang ada di timur Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa, salah satunya sore ini, adalah berkunjung di Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, untuk bersilaturahmi dengan masyarakat tersebut, mereka sangat merindukan kami selama ini," Ungkap Pak Gub.


Besar kemungkinan kita akan bermalam di Desa Bajo Pulo sampai besok pagi, dan besok pagi kita akan kambali menuju Bandara SMS Bima, untuk melihat langsung beroperasinya Terminal Baru dan Tempat Parkir Bandara Bima.


Kalau tidak ada hambata besok, Insyaallah kita akan menuju wilayah Dompu dan Sumbawa.


"Mohon doanya, semoga (Kunker) ini, berjalan lancar, aman, dan tidak ada hambatan dalam mengembang amanat Masyarakat NTB ini," tutupnya.(Red/MA/06).

Bima ~ Media Aspirasi ~ Ketua MIO Kota Bima Sukirman yang Populer di sapa Obama mengapresiasi Kapolres Bima karena menghukum salah satu anggota Polantas Polres Bima inisial PT yang memukul dan menendang Pengendara Sepeda Motor saat Operasi Patuh Rinjani (OPR) tahun 2021 pada senin, (27/9/2021) bertempat di cabang Patung Kuda Taman Panda, desa panda, Kecamatan pali belo. 


Berselang beberapa jam setelah kejadian pemukulan terhadap salah satu pelanggar aturan lalulintas saat di periksa kelengkapan identitas kendaraan yang di pakai  pengendara motor, yang di lakukan oleh oknum anggota polantas polres Bima inisial PT, sebagaimana dalam video viral menghebohkan dunia maya, Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko, S.IK langsung memproses dan menahan anggotanya kedalam Rutan Propam polres Bima tepatnya pada malam hari senin sekira pukul 21 WITA. 


Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko, S.IK mengatakan, menghukum anggotanya yang melanggar disiplin polri saat melakukan operasi rinjani 2021, berdasarkan Undang-Undang No 22 tahun 2013 tetang Disiplin Polri. Tegasnya. 


"Lanjut Kapolres, Operasi Patuh Rinjani 2021 ini di lakukan secara serentak seluruh Indonesia, maka di harapkan kepada seluruh masyarakat agar taat terhadap peraturan lalulintas berupa kelengkapan Identitas kendaraan berupa STNK dan SIM". Tuturnya. 

Foto, oknum polisi yang diduga melakukan pemukulan dan tenda

Kapolres menambahkan, "petugas operasi patuh rinjani dalam menjalankan tugasnya harus sabar, tegakkan aturan, dan tindakan Humanis terhadap pengendara," Jelasnya.


"antara petugas operasi patuh rinjani dengan masyarakat harus sama-sama saling menjaga dan menghargai" harap kapolres. 



Pada hari kedua pasca kejadian pemukulan terhadap pelanggar yang di lakukan oleh oknum polantas inisial PT, tepatnya hari selasa, (28/9/2021) pagi, sehari setelah Oknum Polantas pemukul pengendara motor tidur di dalam sel tahanan Propam polres Bima, Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko di dampingi oleh Kasat Intelkam Polres Bima AKP Syafruddin, beserta rombongan, mengunjungi Korban di kediamannya di desa Tenga kecamatan Woha untuk Meminta maaf sekaligus menyantuni korban. 


Kedatangan Kapolres Bima meminta maaf atas kesalahan anggotanya diterima baik oleh korban dan keluarganya dan di saksikan oleh Kepala Desa Tenga di kediaman Korban desa tenga kecamatan woha. Namun, proses hukum terhadap oknum polantas pelaku pemukul korban tetap di lanjutkan,. Papar kapolres melalui jumpa pers di aula rapat polres Bima selasa, (28/9/2021) siang. 


Pantauan Ketua Wartawan MIO Kota Bima, sampai pada hari rabu, (29/9/2o21) sore, anggota Polantas Pemukul pemukul pengendara motor tersebut berada dalam jeruji besi Propam Polres Bima untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. (Red/MA/06).


Jakarta ~ Media Aspirasi ~ Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara mengenai isu ditariknya 56 pegawai KPK yang tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Polri. Sigit pun menyebut rencana perekrutan 56 orang tersebut guna memperkuat organisasi Polri, khususnya di bidang tindak pidana korupsi (tipikor).


"Rekam jejak dan pengalaman di tipikor sangat bermanfaat untuk memperkuat jajaran organisasi Polri yang sedang kita kembangkan," kata Listyo di Papua, Selasa (28/9/2021).


Mantan Kapolda Banten ini menjelaskan awal mula rencana perekrutan 56 pegawai KPK menjadi ASN Polri. Dirinya awalnya berkirim surat kepada Presiden Jokowi mengenai rencana tersebut.


Sigit menyebut 56 pegawai KPK tersebut dibutuhkan sebagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi dalam rangka mengawal program penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional dan kebijakan strategis yang lain.


"Oleh karena itu kami berkirim surat kepada pak Presiden untuk memohon terhadap 56 orang yang melaksanakan tes TWK yang tidak lulus dan tak dilantik jadi ASN KPK untuk bisa kita tarik kemudian kita rekrut jadi ASN Polri," katanya.


Lebih lanjut, surat permohonan tersebut sudah direspons Presiden Jokowi melalui Mensesneg dan menyatakan kesetujuan akan rencana tersebut.


"Kemarin tanggal 27 kami dapat surat jawaban dari pak Presiden melalui mensesneg secara tertulis prinsipnya beliau setuju 56 orang pegawai KPK untuk bisa menjadi ASN Polri," ucapnya.


Setelah itu, Presiden Jokowi meminta Polri menindaklanjuti rencana tersebut dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KemenPAN-RB) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).


"Proses sedang berlangsung mekanismenya seperti apa sedang kita diskusikan bisa merekrut 56 orang tersebut menjadi ASN Polri," katanya.(Red/MA/06)

Batam ~ Media Aspirasi ~ Hujan rintik-rintik menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Pantai Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Selasa, 28 September 2021. Di tempat tersebut, Presiden hendak melakukan penanaman mangrove bersama masyarakat.


Saat itu, kondisi air juga tengah pasang sehingga lokasi penanaman terendam air. Tinggi air yang mencapai pinggang orang dewasa tak menyurutkan niat Kepala Negara untuk turun langsung menanam mangrove.


Presiden Jokowi pun memutuskan untuk "nyemplung" dan tetap melakukan penanaman mangrove bersama masyarakat dan komunitas pegiat lingkungan.


Saat "nyemplung" Presiden hanya didampingi oleh Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Inf. Anan Nurakhman dan pengawal pribadi Presiden Lettu Inf. Windra Sanur. Presiden meminta rombongan lainnya untuk tidak ikut "basah-basahan".


"Yang lain di sini saja, biar saya saja," ujarnya.


"Nggak ada masalah basah kan paling-paling hanya 5-10 menit. Nggak ada masalah," tambahnya.


Usai menanam pohon mangrove, Presiden langsung menuju ke Bandara Internasional Hang Nadim, Kota Batam, untuk kemudian lepas landas kembali ke Jakarta.(Red/MA/06)

Bima ~ Media Aspirasi ~ Respon Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko, S.I.K terhadap beredarnya video viral terhadap salah satu warga Desa Tenga Kecamatan Woha, yang diduga dilakukan oleh salah satu Oknum Polisi saat Operasi Patuh Rinjani 2021 senin kemarin pukul 17.00 wita, ditindaklanjuti Serius oleh Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko S.I.K.,


Dalam penjelasannya saat Jumpa pers Diaula polres Bima, AKBP Heru Sasongko S.I.K., menyampaikan bahwa kejadian itu berawal saat anggota sedang melaksanakan Operasi Patuh Rinjani 2021 di jalan Kalaki Desa Panda. Saat itu terjadi cekcok antara anggota dengan pelanggar, karena pelanggar tidak bisa menunjukankelengkapan surat kendaraan.' Ujarnya.


"Kami mengakui terjadi aksi pemukulan kemarin oleh anggota kami saat pelaksanaan Operasi Patuh Rinjani," Ujarnya saat Konfrensi pers, Selasa (28/9). 


Karena kejadian itu kata Kapolres,saya selaku pimpinan di Polres Bima tadi malam langsung memanggil oknum anggota itu untuk diperiksa oleh Provos dan ditahan sesuai undang-undang nomor 2 tahun 2003 tentang kedisiplinan anggota jelas pria Bermelati Dua itu.


Selain menahan oknum anggota itu, Kapolres juga mendatangi rumah pelanggar di Desa Tenga Kecamatan woha untuk meminta maaf secara langsung ke orang tua korban,


"Alhamdulilah permintaan maaf kami diterima baik oleh orang tua korban," Terangnya."


Lebih Lanjut Kapolres juga menghimbau agar masyarakat tetap mentaati semua aturan lalu lintas, karena melanggar aturan lalu lintas itu salah satu penyebab terjadinya kecelakaan yang berujung pada kerugian material bahkan meninggal dunia. 


Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko, S.I.K menghimbau kepada seluruh masyarakat ataupun orang tua agar memberikan pemahaman kepada anak-anaknya agar patuhi semua aturan lalulintas, Kapolres Bima juga akan membimbing dan membina semua personil Polres Bima agar hal seperti itu tidak terjadi lagi," tutupnya. kasi Humas Polres Bima.

FOTO : Konfrensi Pers Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Heru Sasongko S.I.K, di. Dampingi Kabag OPS, AKP Herman dan Kasat Lantas, IPTU Niko Herdianto


Bima ~ Media Aspirasi ~ Tindakan Aparat Anggota Kepolisian Polres Bima yang tidak mesti terjadi di Wilayah Hukum Polres Bima Kabupaten, Yakni terjadinya peristiwa yang tak layak terjadi, adanya oknum polisi melakukan pemukulan dan penendangan terhadap pengendara motor sekaligus Kader HMI di Wilayah Palibelo, Kabupaten Bima NTB, pada hari senin, (27/09/2021)  kemarin.


Atas kejadian tersebut saat razia kelengkapan kendaraan bermotor. Mengakibatkan peristiwa ini menjadi Viral karena di unggah oleh beberapa media sosial, salah satunya akun Facebook atas nama Merry.


Nampak Dalam video tersebut, sejumlah polisi tengah bersiaga di jalan melakukan Razia bagi pengendara, dan tanpak dalam vidio Salah seorang oknum lantas bahkan memukul dan tendang seorang pengendara sepeda motor.


Pengakuan saksi berinisial AY, membenarkan kejadian tersebut. Dan saksi juga mengingatkan pada aparat kepolisian .


Begini cuplikan kata AY “Pak aijana boe kandedeni ana doure dalam bahasa Indonesia, Pak jangan di pukul kaya begitu anak orang” itu kata saksi namun tidak di dengar oleh oknum aparat kepolisian tersebut.


Lanjut AY menceritakan Petugas Satuan Lalu Lintas tersebut menuju motor yang dikendarai korban. Aparat kepolisian menendangnya. Terdengar juga suara protes dari saksi lainya yang melihat peristiwa dimaksud, kata AY.


“Warga yang ada di sekitar Lokasi tersebut terlihat hanya menonton dan tidak bisa berbuat banyak. Dan saya pun Tidak diketahui apa percakapan antara pengendara yang melanggar aturan lalu lintas tersebut dengan aparat kepolisian".


“kemudia saya tidak tahu apa motiv nya aparat menendang pengendara di jalan sultan salahuddin Bima, Desa Belo Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima NTB," ungkap AY Tersebut.


Atas peristiwa yang mencoreng institusi Kepolisian itu, Kapolres Bima Kabupaten AKBP Heru Sasongko, S.I.K mengambil sikap elegan meminta maaf pada pengendara.


Disisi lainnya Kapolres Bersikap tegas atas kecerobohan anak buahnya di lapangan sehingga langsung menjalani pemerikasaan sekaligus penahanan di Rutan Mako Polres Bima Kabupaten. 


Melalui Konfrensi Persnya hari ini Selasa 28 September 2021 di Aula Polres Bima, AKBP Heru Sasongko, didampingi oleh Kabag OPS, AKP Herman SH, dan Kasat Lantas, IPTU Niko Herdianto. STK, SIK, dalam menyampaiannya  menyadari akan keteledoran anak buahnya saat melakukan tugas di lapangan dalam rangka razia penertiban.


Sebelum nya Senin 27 September 2021 pasca kejadian itu, Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko memimpin rapat internal terkait kasus oknum Polantas yang melaksanakan tugasnya tidak sesuai standar operasional prosedur atau SOP sekitar pukul 20 : 55 Wita.


Alhasil oknum Polantas yang gegabah melalukan tindakan terpuji tersebut langsung di tahan di Mako Polres Bima Kabupaten.


Dalam Konfrensi Pers Kapolres Heru Sasongko mengakui bahwa pihak anggotanya, dalam hal ini yang bertugas melakukan kesalahan.


“Kami mengakui terjadinya aksi pemukulan kemarin oleh Anggota kami saat melaksanakan operasi patuh rinjani,” ungkap Kapolres.


Kapolres, Atas kesalahan itu tak menunggu lama, langsung memanggil oknum lantas dan setelah diperiksa oleh Provos Polres Bima Kabupaten dan langsung ditahan sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kedisiplinan Anggota Polisi.


Kapolres Juga menguraikan bahwa atas kejadian kemarin langsung menghubungi korban sekaligus meminta maaf atas kejadian tersebut.


“Alhamdulillah permintaan maaf kami diterima oleh korban dan kedua orang tuanya, Kapolres sembari menyebut permintaan maaf itu langsung ke rumah korban di Wilayah Desa Tenga Kecamatan Monta," Tutupnya. (Red/MA/06).

Bima ~ Media Aspirasi ~ Rangkaian inspirasi diri merupakan motivator terbaik, Pengecut dan penakut merupakan dua kata yang mempunyai makna yang sama. Pengecut mengakibatkan terjadinya dari sendiri, adalah suatu perasaan ragu-ragu atau tidak berani melaksanakan sesuatu. 

Perasaan ini juga biasanya dibarengi dengan perasaan cemas, perasaan khawatir, dan pikiran yang negatif. Sebenarnya sih pengecut atau penakut itu bukanlah bagian dari perasaan manusia, melainkan salah satu sifat dari manusia.


Memang benar bahwa setiap manusia pasti memiliki sifat seperti ini. Namun, orang-orang yang kita lihat gagah dan pemberani, atau dia punya nyali yang besar, bukan berarti dia adalah orang yang pemberani dan kuat menghadapi apapun, terkadang karena topeng bisa menipu penglihatan seseorang, bisa jadikan dia adalah orang yang mempunyai sifat yang takut, melebihi dengan sifat penakut yang kita punya.


Ada pertanyaan untuk kita semua, Apa sebenarnya yang membuat kita merasa takut ? Apakah sesuatu itu benar-benar menyeramkan, atau memang kamu tidak sanggup untuk menghadapinya ?. 


Biasanya seseorang menjadi pengecut karena ia sudah merasa tak sanggup melawan atau melakukan sesuatu, ibaratnya kalah sebelum berperang, kalah sebelum bertanding, Nah. hal inilah secara tidak langsung membuat kita merasa apa yang ingin dilakukan dirasa akan sia-sia.


Berbeda dengan sifat pengecut yang muncul karena memang kita tidak mampu melakukan sesuatu, Perasaan untuk mau melakukan itu sebenarnya ada, namun kita malah terhambat dikarenakan kekurangan yang ada pada diri kita. Misalnya, kita mau ikut lomba bertanding bulu tangkis, namun kita tidak ada uang untuk biaya ikut lomba tersebut. Nah untuk kasus seperti ini, apakah orang itu bisa kita anggap orang yang pengecut ? tentu tidak.


Terlepas dari itu semua, sifat pengecut harus kita hilangkan dari kehidupan ini, karena sifat pengecut atau penakut sama sekali tidak bermanfaat, dan bahkan akan menghilangkan rasa bertanggung jawab, serta menghambat kita untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.


Apa salahnya untuk berani mencoba sesuatu, selagi itu adalah hal yang baik untuk dilakukan. Belum tentu juga hasilnya seperti apa yang kita pikiran, kenapa mesti takut, mungkin saja kan kita akan menang. Nah kalo sesuatu itu jelas nggak baik, atau bisa berdampak negatif, kamu boleh merasa takut. Dianggap orang lain pengecut atau banci juga gapapa kok, asal kita jauh-jauh dari susuatu yang negatif.(Pimpinan Redaksi Media Aspirasi Online dan cetak, Aryadin)


Sebagai motivasi perjalanan hidup, JALAN TANPA ARAH, NIAT TANPA TUJUAN.

Kota Bima ~ Media Aspirasi ~  Penutupan kegiatan memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di prakarsai oleh Karang taruna dan mahasiswa ppl/kkn STKIP taman siswa bima "Dengan HUT RI ke 76, kita tingkatkan rasa nasionalis serta menjunjung tinggi sportifitas dalam keharmonisan" dengan beberapa mata lomba, yakni, Lomba Volly ball putra dan putri, sepak bola anak-anak, ibu-ibu dan putra dewasa, puisisasi tk. SD, Lomba kebersihan dan keindahan lingkungan, Sabtu, 25/09/2021.


beberapa mata lomba ini di akhir kegiatan akan dilakukan pembiagian hadiah untuk para juara, puisisasi PA, juara  ke-5 Syahreza, ke-4 Taufan, ke-3 Putra , ke-2 Guru Marida  juara pertama (1) M. Zakir Badillah, dari  pusisasi PI, juara ke-6 Latifah, ke-5 Dwi, ke-4 Rahmi A, ke-3 Jakiah A, ke-2 Nasila S, dan juara pertama (1) Nur Syahraini, sedangkan dilomba kebersihan Juara ke-5 RT.09, ke-4 RT.06, ke-03, ke-2 04, ke- satu RT.08. sementara bola anak-anak, juara 3 RT.10,/05, ke-2 RT. 03, peraih juara pertama (1) RT. 08 dan Pemain vaforit M. Fatir (RT.05) bola dewasa, peringkat ke-3, RT. 10, kampo nggaro, peringkat ke-2 RT.09, juara pertama (1) RT. 02, dibola ibu-ibu, juara ke-3. RT. 10/ 04ke- 2 RT . 02, dan ke-1. RT. 08, volly bolo putra juara ke 3. RT.09, ke-2 RT. 05. ke-1 RT. 08, volly boll putri. juara 3. RT. 09., ke-2 RT. 07, ke-1 RT.03, pemain terbaik sepak bola " Pato, Peli, Nanda dan di volly boll PA April RT. 08 dan PI April. RT.03. dan juara umum diraih oleh RT.08.


"Syurtal Adesetya" (Ketua posko kkn) Dalam sambutanya menyampaikan teri kasih kepada seluruh masyarakat Rontu yang sudah mendukung kegiatan yang kami bangun selama ini, dengan kegiatan ini menambah rasa kebersaan dalam membangun jiwa solidaritas, " paparnya".


Rawin Fals, S. Sos (Ketua Karang taruna) Kata terimakasih yang setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi, masyarakat rontu ini memiliki rasa solidaritas, dan satu mara lomba yang memberikan nilai edukasi secara spesifikasinya yaitu lomba puisisasi, dari anak-anak yang belum bisa membaca menjadi motifasi untuk bisa membaca, "ungkap Rawin".


Amiruddin, S. Sos (Lurah Rontu)  rasa bangga dari saya terhadap warga rontu karena dalam melaksanakan kegiatan sudah mematuhi prokes c-19 berarti sudah mendukung program pemerintah untuk pemutusan rantai corona, tingkatkan terus prestasi dalam lomba apapun dan yang belum mendapatkan juara agar bisa ditingkatkan,"ucap Amiruddin.


lanjut Amiruddin, ajang silaturahim bagi seluruh masyrakat rontu, pada kesempatan ini lurah nekankan agar tetap menjaga kebersamaan, menutup secara resmi lomba hut RI, ajang silaturahim bagi seluruh masyrakat rontu.

Bima ~ Media Aspirasi ~ Pada hari rabu (22/09/2021) Ketua komisi lll DPRD Kabupaten Bima, fraksi partai Nasdem, Edy Muhlis S.Sos. Saat melakukan Konferensi Pers di ruangan kerjanya, Mengungkapkan fakta kejahatan di duga yang dilakukan oleh mantan Plt kepala dinas perhubungan, yang merugikan orang lain dan ini seakan tak bertanggung jawab.


Lanjut Ketua komisi lll, kami mengadakan jumpa Pers ini bahwa. Berdasarkan adanya laporan dari salah satu kepala desa, tentang mobil BUMDes desa rasabou Kecamatan Tambora kabupaten Bima, mengenai uang 50 yang diberikan oleh kepala desa, kepada Plt kepala dinas perhubungan kabupaten Bima.


"Berkaitan dengan kepala Kesbang linmas yang pada saat itu menjabat sebagai Plt dinas perhubungan, ada laporan diterima oleh komisi lll mengenai uang 50 juta rupiah. Jadi pak miskan merasa diri sudah di tipu, diduga oleh Plt kepala dinas perhubungan atas nama Arifuddin, sehingga dia dirugikan dengan iming-iming memberikan satu unit mobil operasional dari perhubungan, uang di ambil diduga masuk kantong sendiri, kemudian mobilpun tidak dikasih".


"Nah, oleh kepala dinas yang baru pak Maskur, mobil itu sudah diserahkan kepada BUMDes desa labuan kananga, karena BUMDes labuan kananga telah memenuhi syarat," ungkap Edymuhlis. 


Karena merasa dia ditipu, kades juga sudah menggugat melalui komisi lll, namun sampai ini hari yang bersangkutan tidak mau Kooperatif.


Lanjutnya Kami komisi lll, sudah melakukan koordinasi dengan baik agar itu diselesaikan, kemudian kami sudah ajak duduk bersama antara pak miskan dengan kepala dinas kesbang linmas pun, pak Arifudin tidak mau mengindahkan.


"Oleh sebab itu atas nama ketua komisi lll yang berhubungan dengan dinas perhubungan saya merasa bertanggung jawab secara moral adanya pengaduan masyarakat ini," Ujarnya.


Ladi dia, Kami minta agar yang bersangkutan kooperatif dengan mengembalikan uang orang ini, karena tidak hanya dugaan penipuan tetapi ini sudah menyangkut masalah penyalahgunaan wewenang dan jabatan. Sehingga telah merugikan uang orang lain ataupun uang negara.


"Saya bertanya berkali-kali kepada kepala desa rasabou, uang tersebut adalah uang anggaran dana desa (ADD) kalaupun itu uang (ADD) berarti uang negara, masuk dalam dugaan korupsi," Dugaan Edymuhlis.


Hal ini kalau dikatakan oleh pak miskan ini adalah dugaan penipuan terhadap saya, tapi setelah ditanya. Tidak hanya dugaan penipuan tetapi ini sudah menyangkut masalah penyalahgunaan wewenang dan jabatan, saya berharap kepada institusi hukum, institusi kepolisian, karena ini menyangkut masalah penyalahgunaan wewenang dan jabatan maka kami komisi lll meminta kepada institusi hukum untuk mengambil langkah hukum.


Tegasnya Edymuhlis, "adanya atau tidak ada laporan pada institusi hukum, ini harus merespon  perso'alan. Nah. Tetapi sekiranya detlain waktunya diberikan oleh pelapor, kemudian yang diduga oknum Arifudin ini tidak mau Kooperatif, maka komisi lll juga akan mengambil langkah lain. Yakni merekomendasikan perso'alan ini pada institusi hukum dan mungkin ada pihak-pihak lain yang bisa mempersoalkan ini secara hukum, biar ini menjadi pelajaran berharga bagi kepala dinas lain," Tandasnya dengan tegas.


Masih Edy Muhlis, Ternyata hampir seluruh aset yang ada di dinas perhubungan ini penyakitnya selalu digunakan untuk kepentingan pribadi, makanya setelah kami memanggil kepala perhubungan yang baru dilantik, oleh bupati bima. Melalui Kabid darat pak Subhan mengatakan tentang uang 50 juta rupiah yang di ambil oleh Plt Arifudin, tidak satu perak pun masuk dalam khas. 


"Itu sudah murni disalah gunakan oleh yang bersangkutan, bahwa menggunakan uang negara. Inspektorat harus turun tangan dan mungkin kami melakukan pihak inspektorat agar khusus penggunaan anggaran di ADD harus diperjelas dengan melakukan audit," tuturnya.


Masih di ungkitnya, Oleh sebab itu komisi lll ini tidak hanya mendesak pihak institusi kepolisian tapi memberikan waktu kepada yang bersangkutan lebih kooperatif, dan lebih malulah.


Kalau memang detlain waktunya ini tidak di indahkan," tentu komisi lll akan memberikan rekomendasi, sehingga masyarakat tidak merasa kecewa melihat sikap kami," Tuturnya. 


Karena pak Subhan selaku Kabid darat menegaskan didalam ruangan komisi lll, dihadapan para anggota DPRD tidak pernah mengambil satu sen pun dari oknum Plt tersebut.


"Oknum yang bersangkutanpun setelah kami telepon dan kami jumpai, mengaku 1000% (seribu poorsen) uang 50 juta rupiah di ambil oleh dirinya dan telah membagi dengan pak Syafrudin mantan kepala dinas perhubungan yang lama," Pungkasnya ketua DPRD Kabupaten ketua komisi lll Edymuhlis S.Sos. 


Dihari yang sama, lima media online. Mendatangi kantor kesbang linmas, memintai keterangan dan tanggapan. Adapun media yang hadir, Media Aspirasi Online, Media dinamakan global, Mimbar NTB, Pena News dan Taroa info. Saat diwawancarai wartawan mantan Plt dinas perhubungan, kabupaten Bima.


Tanggapan, mantan Plt tersebut. dirinya membenarkan bahwa Uang 50 juta rupiah tersebut, yang di serahkan oleh kepala desa rasabou Kecamatan Tambora. 


"Waktu itu memang saya menerima uang dari kades, akan tetapi sudah diserahkan kepada mantan kadis perhubungan yang lama, sebesar 45 (Empat puluh lima juta rupiah) sisanya ada sama saya," Ungkap Arifudin.


Lanjut Dia, "terkait pada  melakukan serahterima uang itu memang tidak menggunakan kwetansi, dan menjadi saksi satu adalah anak saya".


"Pada Awalnya pihak kades meminta bantu kepada saya, karena mobil BUMDes itu dirusak oleh BUMDes dan akhirnya dari pada hasil komunikasi kesepakatan, kades memberikan yang pertama 25 (Dua puluh lima juta rupiah) untuk perbaikan," Ungkap Arifudin.


Masih Arifudin, selah beberapa hari kemudian, kades itu memberikan lagi 25 juta rupiah. Jadi total 50 juta rupiah, dan mobil BUMDes tersebut sudah ada di dinas perhubungan.


Tentang perso'alan uang 50 juta rupiah dan mobil BUMDes itu tidak di serahkan kepada kades rasabou atau BUMDes, yang sudah mengantarkan uang untuk perbaiki mobil kepada bapak sebagai Plt pada itu, pernah di panggil oleh pihak anggota DPRD kabupaten Bima komisi lll, "Memang benar saya dipanggil untuk memberikan tanggapan, namun saya juga menjawab, uang itu sudah diberikan pada mantan Kadis 45 juta rupiah dan 5 juta, masih ada pada saya," Paparnya mantan Plt dinas perhubungan dan sekarang menjabat sebagai kepala Kesbang linmas kabupaten Bima. 


Melanjutkan konfirmasi, kepada kepala dinas perhubungan kabupaten Bima yang baru dilantik oleh bupati bima, mengatakan bahwa dikonfirmasi melalui, "bukan saya tidak mau menjawab, tapi saya baru dilantik," Ucak kadis yang baru dilantik dan mengarahkan pada lebih tahu tentang adalah Kabid darat. 


Melanjutkan ke kabid darat, berdasarkan alasannya tidak punya uang mertua kades, pada waktu lalu saya sudah bantu untuk melakukan penandatanganan kontrak tersebut, dan melanjutkan kontrak Walaupun kewajibannya untuk melakukan perbaikan mobil.


Namun akhirnya mertua kades itu telah menyerahkan sejumlah uang kepada Plt kepala dinas perhubungan kabupaten Bima, Nah. Ini yang kita tidak ketahui, dan mereka juga datang mengadukan ke kantor, tapi itu nggak ada tanda bukti.


"Ptk Kadishub pun juga telah menyerahkan uang kepada mantan kadis perhubungan, yang telah memperbaiki mobil, mantan kadis tidak mengakui telah menerima uang tersebut.  kita sudah bertemu, saya, pak sekertaris dinas pada waktu itu dan Plt kepala dinas. Serta mantan kadis".


Yang di uraikan oleh Kabid darat dikutip dalam pernyataan mantan kadis saat itu, "saya tidak pernah menerima uang, meskipun saya masuk neraka, lalu siapa yang engkau berikan uang," kata mantan kadis kepada Plt, dijelaskan oleh Kabid darat pada awak Media saat dikonfirmasi melalui via seluler pribadinya.


Masih Kabid, perso'alan saya selaku Kabid darat tidak tahu masalahnya, karena mobil BUMDes itu sudah lama ada di kantor perhubungan. 


"Terkait masalah penarikan, memang saya memerintahkan PPNS kalau di kantor ada penyidik, dilakukan penahanan mobil itu tiga kali baru melakukan penarikan. Pertama dilepas karena ada pertimbangan kemanusiaan mumpung ada penumpang. Bayangkan jauh dari desa rasabou," ungkap Kabid darat dinas perhubungan. Saat konfirmasi.


Begitupun juga penarikan yang kedua penahanan mobil itu dilepas lagi. Karena ada perjanjian lisan bersma petugas, akan hadir di kantor hari Senin, tanpa beberapa Senin. Akhirnya di tariklah mobil itu, 


 "Namun kenapa ada surat perjanjian itu (pak wartawan) dicantumkan jangka waktu 1 satu tahun dan dapat diperpanjang kan kembali, nah. Dalam satu tahun mereka harus bisa perpanjang kembali," paparnya Kabid darat.


Hal ini lah, yang tidak dilakukan oleh BUMDes tersebut, sebenarnya kami tidak ada urusan dengan kepala dinas dan kepala desa, serta mertuanya kades. Urusan kita dengan BUMDes, nah. ditambah lagi mereka telah menyerahkan uang di luar sepengetahuan kami dari dinas. 


"Alasannya uang yang diberikan untuk menggantikan urusan perbaikan mobil, kepada mantan kadis yang sudah pensiun," Paparnya.


Apakah benar tanpa sepengetahuan dari pihak dinas perhubungan, "Memang benar tidak ada sepengetahuan kami dari dinas, yang lebih tahu adalah Plt kepala dinas diserahkan ke Dr H. Arifudin yang sekarang sudah pindah menjabat kepala dinas kesbang linmas, Mantan kadis atas nama Dr H Syarifuddin. dan bisa kita pertanggungjawabkan itu harus memiliki bukti berupa kwetansi perbaikan mobil dan memang nyata bahwa mobil tersebut terjadi kecelakaan tunggal, diperbaiki oleh dinas," tandasnya.


"Kabid, Mobil itu tidak ada yang rawat sebelumnya, ini bukan kita memihak kepada kepala dinas bahkan kami juga debat perso'alan mobil itu sampai pukul-pukul dan juga berdarah karena kita menyerahkan mobil kepada kades, kami selaku dari dinas mempertahankan betul aset tersebut. Beliau itu menuntut karena telah memperbaiki mobil dengan biaya sekian-sekian," Pungkasnya Kabid darat dinas perhubungan kabupaten Bima," Tutupnya.


Selanjutnya awak Media Aspirasi. Melakukan konfirmasi dan memintai tanggapan dari pihak kepala desa rasabou Kecamatan Tambora kabupaten Bima terkait Mobil BUMDes desa setempat, Mobil bantuan dari kementrian perhubungan darat, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah desa tertinggal, kepada Dinas Perhubungan dan bermasalah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Rasabou, Miskan H. Akarim, pada hari Kamis (23/09/2021).


Kata kades, pada awalnya mobil itu dari Dinas Perhubungan, lalu diberikan ke pemerintah Desa Rasabou untuk BUMDes, kemudian mobil tersebut baru di pakai  2 (bulan) berlangsung, dan mobil pun kecelakaan musibah berat hingga dibawa ke mataram untuk diperbaik, semua itu tanggungjawab Dinas terkait," ungkapan Miskan.


Lebih lanjut, tetelah berjalan lama kurang lebih 6-8 bulan, ada pergantian kepala Dinas baru setelah proses pergantian kepala Dinas baru, terus pak Arifudin menghubungi saya karena nama mobil tersebut masih nama BUMDes Rasabou.


"Terus pak Arifudin menyatakan bagaimana pak Miskan bisa atau tidak menggantikan biaya perbaikan, terus saya menyampaikan kalau angka 60 sampai 90 terus terang kami tidak mampu dan kalau usahakan musyawarah dan mufakat dengan Lembaga BPD," Cerita Kades.


Al hasil musyawarah dengan BPD disepakati mengeluarkan uang Rp.50  juta dia tahap dan selang 2 minggu yang diserahkan langsung ke pak kadis uang sebanyak Rp.30 juta. Sedangkan mobil itu di bawah oleh Amir dari labuan kenanga, sementara awalnya mobil itu dari program kementrian Pusat melalui sistem birokrasi yang jelas untuk Desa diperuntukkan BUMDes, sedangkan Amir  secara individual lalu acuan landasan hukum apa sehingga bisa mendapatkan mobil tersebut.


"Sementara kami memiliki kelembagaan yang jelas, menurut infomrmasi dia himpun, Amir menyerahkan uang ke pak Syafruddin dan kenapa Syafruddin menyerahkan ke kami bahkan kami sempat memakai mobil itu selama dua minggu dengan ada uang Rp.50 juta yang diserahkan," tuturnya.


Akhirnya, karena mobil diambil alih oleh Amir dan mobil dibawa oleh kami ditarik, uang Rp.50 juta belum lagi bayar ganti Ban, Pajak, KIR kembali dan lain-lain, kurang lebih uang sebanyak Rp.20 juta.


"Ia, Pertama uang Rp.50 juta di mantan Kadis Perhubungan kabupaten Bima, terus kedua uang Rp.50 juta lagi ke pak Arifudin secara bertahap juga, pertama Rp.30 juta, dan kedua uang Rp.20 juta, hingga uang yang utuh diambil oleh pak Arifudin sebanyak Rp.50 juta," terangnya.


Dia berharap kembalikan uang Rp.50 juta yang diserahkan secara langsung ke pada Arifudin, tahap pertama Rp. 30 juta dan kedua Rp. 20 juta, tak usah ganti uang kami keluar untuk bayar pajak, KIR dan lain-lain itu, intinya pak Arifudin kembalikan uang Rp.50 juta," tutupnya. 


Bima ~ Media Aspirasi ~ Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri  SE Jumat (24/9) melihat dari dekat pembukaan tes online penerimaan CPNS lingkup Pemerintah Kabupaten Bima tahun 2021 yang dipusatkan di kampus Vokasi  Unram PPD Bima di Sondosia. 


Tes Online Penerimaan CPNS tersebut berlangsung  mulai tanggal 24 September 2021 sampai dengan 2 Oktober 2021.


Bupati  didampingi Kepala Kantor Regional X BKN Denpasar Drs. Paulus Dwi Laksono, Kepala BKD Drs. Agussalim,M.Si, Sekretaris BKD Laily Ramdani S.STP, M.M dan Kepala Bagian TU Fuardin, SE. M.Si dalam arahannya mengatakan bahwa tes CPNS merupakan langkah awal menuju keberhasilan. 


"Terima kasih telah memilih Kabupaten Bima sebagai lokasi ujian dan melatih kompetensi, pikiran dan mental semoga bisa fokus mengisi semua lembar jawaban. Saya juga perlu mengingatkan para peserta tes CPNS untuk tidak mudah mempercayai janji pihak-pihak yang ingin membantu. Yang terpenting adalah yakini kemampuan diri," Kata Bupati. 


Menutup arahannya, Bupati mengingatkan agar peserta ujian mematuhi Protokol kesehatan dan membatasi interaksi selama ujian berlangsung. 


Sementara itu Kepala Kantor Regional X Badan Kepegawaian Negara (BKN) Denpasar Drs. Paulus  dalam pengantarnya dihadapan para peserta mengungkapkan bahwa kelulusan bergantung dari diri peserta sendiri, bukan orang lain karena hal tersebut sudah diatur oleh sistem secara transparan.


Silahkan berkompetisi secara sehat dan tes ini merupakan wahana untuk menjaring aparatur sipil negara yang memiliki kompetensi. 


Artinya, "siapapun yang lolos tes murni karena kemampuannya, bukan karena campur tangan siapapun," Tandasnya. 


Kota Bima ~ Media Aspirasi ~ Saat berlangsung massa Aksi demonstrasi oleh, LSM LP-KPK Bima-NTB bersama BIMPAR NTB menggelar aksi demonstrasi di Kantor Perumda Aneka Kota Bima yang terletak di lintas amahami kelurahan Dara Kota Bima, pada hari kamis (23/09/2021). 


Pantauan awak media ini, gabungan kedua LSM secara bergantian melakukan orasi mendesak Pihak terkait mencopot Direktur Perumda Bima Aneka karena diduga menyalahgunaan anggaran modal perusahaan daerah milik pemerintah Kota Bima. dan Oknum direktur menghindari dari massa aksi.


Dalam orasinya, korlap Amirullah, S.Ikom menyatakan bahwa ada indikasi penyalahgunaan jabatan oleh direktur Perumda Bima Aneka terkait pengelolaan modal 2 Milyar sampai 2,8 Milyar yang dikelolanya. Hal tersebut terkuat oleh RDP disampaikan Pimpinan DPRD Kota Bima beberapa waktu lalu. 


"Kami mendesak Direktur Perumda Bima Aneka atas nama yang biasa disapa Rangga Babuju untuk bertanggung jawab atas penyalahgunaan pengelola anggaran Perumda, anehnya lagi pihak direktur minggat di kantor," jelas Amir Bigon.


Aksi tersebut berjalan aman dikawal oleh aparat Kepolisian. Walaupun sempat bersitegang beberapa saat karena para pendemo hendak menyegel kantor Perumda Bima aneka, akibat tidak ada yang menanggapi, namun akhirnya berhasil digaglkan oleh aparat yang mengamankan. 


Mereka mengatakan akan terus mengawal permasalahan ini dengan melakukan aksi secara terus menerus hingga tuntutan kami diindahkan. Hal ini patut diduga kuat antara oknum direktur dan penguasa telah melakukan konspirasi berjemaah.


"Kami akan terus melakukan aksi secara terus menerus sampai persolan ini tuntas," tutup Amir Bigon.

Sumbawa Barat ~ Media Aspirasi ~ Upaya memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten Sumbawa Barat Kodim 1628 bersama Polres dan Pemda Sumbawa Barat gencar melakukan Patroli Skala Besar ke sejumlah titik termasuk pemukiman masyarakat di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.


Hal tersebut disampaikan Dandim 1628/Sumbawa Barat, Letkol Czi Sunardi, S.T.,M.I,P., dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/9/2021)


Diungkapkan Dandim, patroli skala besar dalam pencegahan penyebaran Covid-19 ini melibatkan empat Peleton yang merupakan personel gabungan TNI Polri dan Pemda dalam menyasar tempat umum diwilayah Kabupaten Sumbawa Barat.


“Patroli Gabungan yang mengambil rute dari Mapolsek Taliwang menuju terminal Bus, kompleks Kemutar Telu Center, Taman Tiangnam dan pusat keramaian lainnya dalam rangka pelaksanaan Inpres No. 6 Tahun 2020 dan sosialisasi Perda Provinsi Nusa Tenggara Barat No.7 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Penyakit Menular ,” jelas Sunardi.


Dalam patroli tersebut, kata dia, puluhan personel gabungan TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melakukan Himbauan agar melakukan vaksinasi bagi Masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dan pemeriksaan terkait penerapan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker bagi para warga.


“Vaksinasi dan Penggunaan masker di tengah situasi pandemi Covid-19 diperlukan dalam memutus mata rantai penyebaran virus yang sangat berbahaya ini,” urainya.


“Tiga titik yang menjadi perhatian adalah KTC, Bundaran Pesawat dan Taman Tiangnam,” terang Sunardi menambahkan.


Dikatakan pula, selain melakukan kegiatan sosialisasi vaksinasi, Tim Gabungan juga memberikan sosialisasi tentang protokol kesehatan di antaranya, selalu menjaga jarak dalam beraktivitas, rajin cuci tangan dengan sabun, hand sanitizer, serta rajin berolahraga.


“Sosialisasi seperti ini penting diberikan kepada warga, karena tidak semua memahami dan mengerti. Dan yang utama himbauan ini harus terus dilakukan agar Covid-19 dapat kita putus khususnya di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat,” harapnya. 

Media Aspirasi ~ Pria ini sebelum 1 September 2019  saya sama sekali tidak pernah kenal. kemudian berinteraksi dengan dia karena adik H.Sofwan, S.H.,M.Hum merekomendasikan laki-laki ini sebagai salah satu narasumber yang layak mengisi buku Muma TGH Abd. Ghany Masjkur yang kemudian diluncurkan di Bima pada akhir Desember 2019.


Hari sudah malam ketika saya dan adik Sofwan, dan Dae Jhoni tiba di kediamannya setelah terlebih dahulu mewawancarai Dr.(s).H.Arsyad Gani, M.Si di kediamannya. Pada awal-awal wawancara, komunikasi kami terkesan kaku. 


Tetapi saya selalu mampu mengubah suasana wawancara menjadi cair dan lancar dengan mengomentari penjelasannya yang rada jenaka dan humor. Kiat inilah yang membuat wawancara dengan beberapa narasumber berlangsung lama dan memakan waktu berjam-jam. Apalagi yang diwawancarai termasuk orang yang tukang cakap atau juru cerita. Yang tentu saja tidak ketinggalan, kaya pengalamannya.

   

Pria yang satu ini sebenarnya boleh dibilang sebagai salah seorang dari puluhan “anak angkat” Muma ketika menuntut ilmu di Kota Bima.  Ali Ahmad, yang kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah (FIT), selain temannya yang lain kuliah di Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD) dan Ilmu Hukum di Perguruan Muhammadiyah, termasuk salah seorang di antara puluhan laki-laki remaja yang tinggal di rumah yang difasilitasi oleh Muma di dekat atau di sebelah timur Istana Bima (Asi Mbojo). Tepatnya di dekat gedung Taman Kanak-Kanak (TK). Waktu itu, Dae Jhoni, panggilan akrab Muhammad Syauqie, masih kecil. Jika tidak salah masih duduk di SMP kemudian masuk SMA.


Sebagai aktivis Muhammadiyah waktu itu, Muma menyediakan dua rumah, termasuk rumah yang ditempatinya untuk menampung yang perempuan. Di dekat rumah tersebut, juga ada tempat praktik/rumah dr.P. Hasan, pria bertubuh gemuk putih, tempat penulis juga berobat pada tahun-tahun terakhir belajar di SMP Tangga. 


Di rumah kosong tersebut terdapat sedikitnya 20 atau 21 kamar yang ditempati dengan gratis oleh para penghuninya yang rata-rata aktivis pelajar Muhammadiyah. Ada juga rumah di Kampung Salama, di sebelah timur areal kuburan, tempat Muma tinggal sebelum pindah ke Jl. Sultan Kaharuddin, kediamannya sekarang. Rumah yang di Salama ini ditempati oleh pelajar dan mahasiswa perempuan. 


Di rumah kosong,  tempat Ali Ahmad “mondok”, juga ada nama M.Darwis (alm.) asal Rade Sila yang dituakan, dipercayakan sebagai “kepala pondokan”. Dia ini cocok mengurus makan minum warga pondokan yang semuanya laki-laki yang dikenal berwatak “jantan”. Penghuni lain, Syafruddin Sidin, Azikin (alm.), Ahmad Abidin, Muhammad dari Tangga, Abdullah Karim, Mahmud Husen dari Ranggo yang kemudian menjadi guru dari dua bersaudara Dr. Hamidsyukrie ZM, M.Si dan  Dr.Hamdan Zoelva, S.H., M.H. di Madrasah Aliyah Negeri Bima. 


Ada juga Burhanuddin yang kemudian menjadi tentara serta Bunyamin. Selama “kos” gratis itu, makanannya dipasok dari kediaman Muma yang diantar oleh penghuni atau mahasiswa perempuan. Itu terjadi tiga kali sehari. Para penghuni pria tidak ada yang memasak sendiri. Nasi itu dikirim dari rumah induk (kediaman Muma) yang bertetangga dengan rumah dinas Kepala Kejaksaan Negeri Bima. Semua mahasiswa yang tinggal bersama Ali tidak ada yang membawa bekal dari kampung. 


“Jadi kita makan bagaikan seperti keli dan keka. Itu terjadi bertahun-tahun,” kata Ali Ahmad, mengibaratkan mereka diberi makan layaknya majikan memberi makan pada burung nuri dan kakatua. Itu tidak saja buat pelajar mahasiswa pria, tetapi juga yang perempuan.  


Di antara yang mengantar makanan itu, kenang Ali Ahmad kepada saya ketika ditemui di kediamannya, 1 September 2019 malam, terdapat nama Nurhayati yang akrab disapa Aya, yang belajar di Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD) Muhammadiyah. Ada juga Salma, Dama Indah, Ramlah, dan banyak lagi keluarga dari Parado.


Meskipun tinggal sesama bujang dan tidak didampingi “ayah angkat”, namun Ali Ahmad dan kawan-kawan tidak bisa main-main. Seluruh penghuni harus menunaikan salat dan tidak boleh melalaikan waktu dengan sia-sia. Apalagi bermain kartu domino misalnya. 


“Beliau akan datang mengintip tanpa diketahui,” kisah Ali Ahmad kepada saya yang juga bersama putra Muma DaE Jhoni dan adik H.Sofwan, S.H., M.Hum dalam perbincangan hingga dini hari di Mataram tersebut.  


Muma seperti dikemukakan kepada saya tahun 2015 di Mataram   memang tanpa diketahui kerap melakukan pengintaian pada malam hari ke rumah para mahasiswa ini tinggal. Kadang-kadang beliau muncul secara mendadak. Karena sulit dideteksi kedatangannya, Ali dan kawan-kawan selalu dalam situasi dan kondisi siaga satu setiap saat. 


Kadang-kadang beliau muncul setelah Isya, sering juga pada subuh hari. Pernah juga sore hari, sehingga penghuni waspada dari waktu ke waktu. Praktik pengintaian yang dilakukan Muma ini membuat Ali dan kawan-kawan tidak berani macam-macam. Begitu tiba waktu ibadah  harus menunaikan salat, ketika jam mengaji, harus mengaji. Begitu pun jika ada waktu untuk keluar, ya kadang-kadang pergi ke luar pondokan. 


“Ya, aktivis angkatan Orde Baru waktu itu,” sebut Ali yang ketika itu termasuk salah seorang pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah. 


Pada hari Ahad, tidak ada kewajiban di pondokan, termasuk di rumah Muma sendiri. Paling-paling hanya ngobrol-ngobrol sesama aktivis. Sebab yang tinggal di pondokan Ali itu semua aktivis. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak berani tinggal di rumahnya sendiri karena diuber-uber oleh aparat Orde Baru. Akhirnya mereka mencari tempat bernaung dan berteduh yang aman. Itu terjadi sekitar tahun 1975 s.d. 1978, bahkan sampai 1980. Ini adalah masa “galak-galaknya” Orde Baru terhadap aktivitas mahasiswa pascapecahnya Malapetaka Januari (Malari) 15 Januari 1974. 


Ada pengajian khusus yang diberikan kepada para mahasiswa, khususnya buat para aktivis. Ali dkk memahami bahwa kegiatan mereka dimatai-matai oleh para cesunguk rezim yang berkuasa, sehingga mereka memutuskan tetap tinggal di pondokan. Ini keluarbiasaan Muma bisa menampung para aktivis yang gelisah dan resah jika bertempat tinggal di rumahnya masing-masing. 


Kadang-kadang karena terlambat pulang kuliah, mahasiswa perempuan juga sering terlambat mengantarkan makanan. Jika terjadi kasus seperti ini, para penghuni keluar mencari makan sehingga ada cerita teman-teman Ali mengambil kelapa milik orang untuk disantap. 


Ada juga sekali waktu, mereka mengambil sarang madu pohon yang disebut niwa di lubang batang pohon besar nan rindang di depan pondokan. Ketika hendak mengambil madu tersebut, badan dibungkus dengan kain agar tidak disengat. Beberapa teman menunggu di bawah.

“Biasa setelah saya kenyang baru saya berikan kepada mereka yang menunggu di bawah,” kenang Ali Ahmad sembari terkekeh-kekeh dalam wawancara yang berlangsung di gazebo yang sejuk diterpa angin malam di depan rumahnya yang luas.

Dia harus merogoh sarang lebah di lubang pohon besar itu. Itu dilakukan pada siang hari. Kalau tidak, operasi mengambil madu ini dilakukan usai salat subuh atau usai salat magrib. Sarang lebah madu mereka ketahui ada karena sering saja melihat induknya beterbangan saat duduk santai di depan pondokan. Jarak pondokan dengan pohon besar itu juga tidak terlalu jauh. Berkisar 6 m saja.  


Merasa malu juga dikasih makan tiga kali sehari, kata Ali Ahmad, dia dan beberapa temannya berusaha mencari pekerjaan. Perasaan malu ini bukan dari pihak Muma dan DaE Sei, melainkan muncul dari dalam diri para penghuni pondokan sendiri. Akhirnya, Ahmad Abidin mengajar di SD Muhammadiyah. Mahmud Husen mengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Itu sebagai tenaga honor semuanya. Ali Ahmad sendiri mengajar di SMP Muhammadiyah. Mereka memperoleh pekerjaan itu setelah “nguping” kiri kanan mencari tahu kalau-kalau terbuka lowongan pekerjaan.


Ada namamya Hanafi, dia pergi menghadap Pak Madjid Amyn (almarhum) yang ketika itu mengepalai SMP Muhammadiyah. Madjid Amyn, adik M.Djafar Amyn, termasuk tokoh Muhammadiyah Bima. 


Subuh-subuh, Ali Ahmad yang lepasan PGA itu, sudah berkemas.

“Assalam alaikum ww.,” seru Ali ketika bertemu dengan Madjid Amyn.

“Ada kabar?,” Madjid Amyn yang sudah kenal dengan Ali yang aktivis Muhammadiyah, balik bertanya.  

“Ada sedikit, Pak. Permisi, Pak, mungkin ada lowongan bagi kami dapat mengabdi sebagai guru di SMP Muhammadiyah,” ungkap  Ali Ahmad dengan suara pelan ketika menghadap Pak Madjid Amyn disertai muka permohonan (penuh harap).

“Oh.. ada. Ada. Guru Olahraga dan Guru Kesenian. Mau, bisa? Bisa olahraga,” jawab Madjid Amyn. 

“Bisa!,” jawab Ali yang mungkin maksudnya agar bisa masuk saja dulu menjadi salah seorang tenaga pengajar di SMP Muhammadiyah. Urusan bisa melakoni pekerjaan sebagai Guru Olahraga dan Guru Kesenian itu persoalan belakang. Yang penting mampu memperlihatkan kesiapan dan pura-pura punya “kompetensi” dulu.

“Besok. Besok ada jadwal di kelas 3 Olahraga jam sekian, Kesenian jam sekian,” Madjid Amyn memberitahu yang membuat hati Ali berbunga-bunga. Andaikan bisa, ingin rasanya dia meloncat-loncat gembira saat itu. 

Mengetahui ada lowongan mengajar dua mata pelajaran yang lebih banyak menitikberatkan pada praktik itu, Ali Ahmad kemudian sibuk mencari dan meminjam seragam olahraga (training spack). 


Mendengar penjelasan Madjid Amyn, Ali Ahmad berusaha menyanggupi. Sepulang dari bertemu dengan Madjid Amyn, dia berdiskusi dengan kawan-kawan pondokan merespons “tantangan” Pak Madjid Amyn. Ali Ahmad menjelaskan informasi yang diperolehnya kepada teman se-pondokan, Pekerjaan berikutnya adalah mencari pluit atau sempritan yang akan melengkapi dirinya sebagai Guru Olahraga. Kebetulan M.Saud Yasin (alm.) yang mengajar olahraga di PGAN 6 Tahun punya pluit. Mantan Guru SMP Negeri di Mataram tersebut bukan orang asing bagi Ali. Dia adalah gurunya.


“Pak Guru, mohon dipinjamkan pluitnya dulu,” Ali kembali dengan muka permohonan mengungkapkan hajatnya meminjam pluit saat bertemu dengan mantan gurunya itu suatu hari.

“Untuk apa?,” Pak Saud balik bertanya.

“Pinjam dulu sebentar, mau dipakai,” kata Ali yang segera saja sempritan itu diberikan Pak Saud Yasin,.


Usai memperoleh pluit, Ali pun menjalani tes perdana menjadi Guru Olahraga setelah menerima pemberitahuan tentang jadwal mengajar di Kelas 3 seperti yang diinformasikan Pak Madjid Amyn sebelumnya. 


Mulailah Ali Ahmad beraksi sebagai guru olahraga. Kebetulan cabang olahraga yang diajarkan pertama adalah basket. Layaknya Guru Olahraga yang sudah “profesional” dia mulai dengan warming up (pemanasan), kegiatan awal yang memang selalu dilakukan oleh setiap Guru Olahraga sebelum memulai masuk ke inti pembelajaran. Apa yang dilakonkannya itu merupakan praktik pelajaran olahraga yang pernah dia peroleh sebelumnya. Apalagi mata pelajaran ini lebih fokus kepada praktiknya. Jika pun ada teori selalu diberikan di lapangan. 


Kebetulan pula di PGAN (kemudian dilanjutkan ke Tolobali) dulu ada lapangan basket. Jadi, kloplah Ali mengawali pengabdiannya sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” dengan praktik cabang olahraga ini.


Pak Madjid Amyn, Kepala SMP Muhammadiyah adalah seorang yang sangat berwibawa. Dia pendiam. Tidak banyak bicara. Jika memantau aktivitas mengajar para guru, dia hanya berjalan tanpa kata. Tetapi tetap memantau melalui tatapan matanya yang tajam dan menyelidik. Begitu pun yang dilakukannya ketika Ali Ahmad mulai melakonkan dirinya sebagai Guru Olahraga pada tes pertama. 


Melihat Pak Madjid Amyn yang secara tidak langsung memantau hari pertama dia bekerja sebagai seorang Guru Olahraga, Ali, mengimprovisasi aktivitas pembelajaran dengan kegiatan baris berbaris, pengalaman yang juga pernah diperolehnya dari M.Saud Yasin ketika menjadi seorang siswa PGAN tahun-tahun sebelumnya. Ali tamat PGAN tahun 1974.


Setelah menuntaskan tugas sebagai seorang Guru Olahraga, Ali beralih lagi sebagai seorang Guru Kesenian pada agenda ke-6 dan 7. Saat mulai menjalani aksinya sebagai Guru Kesenian, pandangan Ali melihat bayangan Pak Madjid Amyn yang “mengawasi”-nya sayup-sayup tembus melalui jendela. Terasa gemetar juga mengetahui ada yang mengawasi. Namun apa daya, demi tahu diri diberikan makan laksana burung nuri dan kakatua, profesi dadakan ini harus dijalani juga. 

Akan halnya dengan Ahmad Abidin yang menyasar tugas sebagai Guru SD sudah melaksanakan tugasnya. Sementara Ahmad Husen belum lagi beraksi sebagai guru. 


Sebagai seorang Guru Kesenian, Ali Ahmad menghafal mati sejumlah judul lagu Indonesia.

“Mi fa sol mi....,” sebut Ali Ahmad menirukan dirinya mempraktikkan mata pelajaran Kesenian kepada para anak didiknya sambil tertawa dan kemudian menyulut rokok kesayangannya. 


Dia berlagak sebagai seorang dirigen. Mencontohkan empat per empat ketukan saat membawakan sebuah nomor lagu. Tiba-tiba saja muncul kemampuan Ali memerankan diri sebagai Guru Kesenian lantaran didesak kebutuhan di bawah tatapan mata sang kepala sekolah.


Usai melaksanakan tes praktik mengajar, Ali Ahmad melapor kepada Pak Madjid Amyn.

“Ok, baik. Besok mulai masuk,” titah Pak Madjid Amyn setelah mendengar sang guru baru ini.


“Alhamdulillah lolos tes,” kata Ali Ahmad saat diwawancarai di kediamannya di Mataram.


Ali mengakui, meskipun tidak hebat-hebat amat dalam mengajar, namun yang dia syukuri sisi mental yang patut “diacungi jempol”. Keberanian dibarengi dengan kenekatan. Usai teman-teman mengajar, tidak ada saling curhat tentang pengalaman masing-masing setelah beraksi sebagai guru pada hari-hari awal mengajar. Yang ada hanyalah saling meminjam pakaian olahraga. 

Aktivitas warga pondokan pada malam hari selain belajar dan diskusi, juga mengisinya dengan latihan olahraga pencak silat. 


Muhammadiyah terkenal dengan komunitas Pencak Silat Tapak Suci yang masih eksis hingga kini dan sudah memiliki anggota yang tak terbilang di seantero nusantara. Latihan anak pondokan ini dilaksanakan di aula Masjid Raya Kota Bima, yang memang tak jauh dari pondokan. Latihan ini berlangsung bertahun-tahun dan selalu berjalan pada malam hari.   


“Setelah mengajar di SMP Muhammadiyah, terjadilah insiden peletakan kulit babi di salah satu masjid di Rabangodu, tepat di sebelah barat Lapangan PU pada tanggal 28 September 1979”.   


Salah satu tulisan seseorang yang menamakan diri Alamsyah, yang saya unduh di media daring dan di-posting 22 Februari 2015 menyebutkan: Peletakan kulit binatang yang dipandang haram bagi umat Islam itu terjadi di Masjid Al Hikmah Kelurahan Rabangodu Kecamatan  

Salah satu kenangan yang tak terlupakan Ali, saat Muma melaksanakan ceramah di beberapa daerah di Bima. 


“Dialah yang selalu memegang dan membawakan jasnya. Kebanyakan para anggota pondokan berjalan kaki, terutama menjelang pemilihan umum 1977”. 


Jika ke desa-desa, para penghuni pondokan yang seluruhnya mahasiswa selalu mengikuti perjalanan Muma. Itulah cara Muma mengader generasi muda sebagai pelanjut estafet kepemimpinan di lingkungan Muhammadiyah. 

Tidak hanya ikut, tetapi kader-kader muda disuruh tampil. Selain menjadi imam pada saat salat berjamaah, juga sebagai penceramah dalam pengajian-pengajian yang dilaksanakan. Muma memang menyiapkan jadwal dan menyampaikan kepada para mahasiswa yang mendampinginya jika akan ditugaskan tampil. 


Ali Ahmad bercerita, selama berinteraksi dan berkomunikasi dengan Muma ketika masih hidup hingga berpulang, tidak pernah berani menatap wajahnya. Ali selalu menunduk jika berbicara dengan almarhum. Dia merasa malu sendiri dengan tutur kata Muma yang  halus. Suaranya  terdengar lembut.


“Ke mana Om Ali. Dari mana Om Ali??,” kata Ali menirukan suara Muma yang nian lembutnya dilontarkan kepadanya setiap bertemu Muma. Terkadang juga – mungkin sekadar iseng saja – Muma kadang bercanda menawarkan Ali merokok. Padahal, Muma tidak merokok. Bahkan bisa sakit kalau terpapar asap rokok. 


“Om Ali, sudah merokok. Ada rokoknya, Om Ali,” begitu biasa Muma menyapa Ali, seperti ditirukan kembali saat wawancara.


Tidak hanya rokok, urusan makan pun diperhatikan Muma.


“Sudah makan, Om Ali,” kata Muma dengan suara terdengar begitu pelan suatu saat.


Dalam hal salat, jika ada yang tidak menunaikan kewajiban ibadah subuh, ada-ada saja kisah lucu penghuni pondokan. Ali sendiri sering terjebak lambat bangun subuh lantaran begadang hingga larut malam. 


Sebagai aktivis sering berdiskusi dan melakukan kajian melewati separuh malam. Akibatnya, berpengaruh terhadap rutinitas bangun menunaikan salat subuh. Menyikapi situasi yang seperti ini, Ali mengaku, terpaksa sambil berbaring dia melantunkan azan. 


Mengetahui ulah Ali tersebut, M.Darwis yang jadi kepala pondokan kerap bereaksi.


“Kenapa Om Darwis kok tidak ada suaranya tadi subuh?,” Muma yang muncul pada pagi hari bertanya. 


Darwis pun memberitahu bahwa yang melantunkan azan subuh itu adalah Ali, meskipun terdengar lain dari biasanya. Begitulah Muma mengawasi aktivitas para penghuni pondokan. Dan, beliau tahu itu karena pada waktu Ali menggemakan azan selagi berbaring berada tidak jauh dari pondokan mereka. 


Terakhir, Ali malu-malu pergi ke rumah Muma. Beliau tahu Ali malu-malu menemuinya karena perbuatannya sendiri. Itu beliau dengar, kata Ali, dari informasi orang lain. 


Ditahan di Korem, Sekali waktu. Seorang pemeriksa menyambangi Ali Ahmad sembari memperlihatkan sepotong kayu.

“Ini yang saya pakai pukul  Ghany Masjkur,” katanya.


Mendengar kalimat ini, darah Ali Ahmad mendidih. Bagaimana pun dia tidak dapat menerima jika pemeriksa tersebut memperlakukan Muma dengan memanfaatkan sepotong kayu yang dia perlihatkan. Emosi Ali sudah mengalir penuh  ke kepala.


“Tolong yang Pancasilais sedikit dong. Saya ini warga negara, lho. Tolong dihargai sebagai warga negara. Kalian hanya mendengung-dengungkan Pancasila tetapi kenyataannya seperti ini, tidak Pancasilais” jerit Ali Ahmad tanpa rasa takut sama sekali dan dengan penuh emosional. 


Menghadapi Ali Ahmad yang tiba-tiba “ngamuk” tersebut, pemeriksa itu pun berteriak.


“Patekkai. Patekkai,” teriak pemeriksa itu memanggil Perwira Kasi I Korem 162 yang beberapa tahun kemudian menjabat Dandim 1608 Bima. 


Pada tahun 2000, ketika terjadi rusuh di Mataram, dia menjabat Kadit Sospol NTB dengan pangkat Kolonel (inf.) dan bergelar Drs dan S.H. “Pantas saja terjadi pemberontakan di mana-mana,” teriak Ali Ahmad lagi begitu tidak tahan mendengar bahwa kayu yang dipegang pemeriksa itu dipakai menganiaya orang yang dijadikan panutannya. 


Pak Baharuddin Anwar yang mendengar dan menyaksikan aksi Ali Ahmad hanya terdiam.


“Banyak maaf, Abu Weo,” kata Ali kepada seniornya itu.


Tensi Ali Ahmad kemudian menurun dan memberitahu pemeriksa agar tidak bertindak yang di luar batas perikemanusiaan sebagaimana diamanatkan sila kedua Pancasila, “kemanusiaan yang adil dan beradab”. DaE Jhony dan DaE Netty waktu itu masih ada di musala. Emosi Ali Ahmad sudah diubun-ubun, Tidak ada “orang gila” yang berani “mengamuk” di kantor tentara ketika itu, kecuali Ali Ahmad, mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang kenyang dengan pemahaman ideologi ke-Muhammadiyah-an dan akidah Islam yang kental dari Muma ketika di Bima. Usai “mengamuk”, Ali Ahmad kembali diperiksa.


“Apa pengajian itu?,” kejar pemeriksa. “Pengajian itu, juz iqra,” jawab Ali. “Apa iqra itu?,” usut pemeriksa lagi. “Dengar saya dulu, apa itu iqra. Iqra bismirabbikallaji. dst. Apa artinya, apa artinya,” tegas Ali di depan pemeriksa yang lain lagi, bukan tentara asal Jawa yang biasa memeriksa sebelumnya.

“Disuruh baca. Apa yang dibaca itu, situasi dan kondisi di Indonesia, di negeri ini penuh dengan kezaliman. Untuk itu Presiden di negeri ini orang yang islami karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam,” papar Ali.


“Siapa. siapa itu?,” pemeriksa yang penasaran bertanya.

“Pak Try (Sutrisno),” balas Ali.

“Try Sutrisno mana?,” tanya pemeriksa berlagak bodoh.

“Jenderal Try Sutrisno,” jawab Ali yang membuat pemeriksa tersebut tidak bisa berkutik.  


Setelah peristiwa  “amukan” tersebut, pemeriksaan terhadap Ali Ahmad pun tuntas. Dia dikenakan wajib lapor, yang kalau dia tidak salah mulai ditahan hingga wajib lapor itu totalnya menghabiskan waktu sekitar 6 bulan. Termasuk juga yang se-nasib dengan Ali Ahmad adalah Fatahullah, Dosen Fakultas Hukum Unram. 


Keterlibatan Fatahullah dalam kaitannya dengan kasus Muma ini menurut H.Sofwan, S.H., M.Hum, gara-gara menghadiri acara takziah dengan penceramah Anwar Muhammad, ipar Muma. Sofwan sekali waktu membaca sebuah majalah yang mewartakan penahanan Muma. Melihat lagi membaca berita tersebut, Fatahullah yang juga terkena wajib lapor ke Korem pun memberitahu Sofwan bahwa dia juga akan dipanggil oleh Korem untuk dimintai keterangan terkait kehadirannya pada acara ceramah Anwar Muhammad. 


Dia tidak sendiri menghadiri acara takziah itu. Ada beberapa nama lain, seperti Junaidin, Ahmad Cepe, Rusman dari Sumbawa. 


Ketika masih tinggal di Bima, cerita Ali Ahmad lagi, kalau pada saat subuh pasca salat, dia kerap mendampingi Muma berjalan kaki selain Ahmad Husain. Namun yang paling sering mendampingi Muma adalah Ali Ahmad. 


Sambil menempuh jarak jalan pagi ini sampai ke Lawata, Muma terkadang bercerita mengenai pengalamannya di pemerintahan dan juga mengenai masalah politik.


Sebab pada malam itu, Ali bermalam di rumah di sebelah utara. Di rumah itu pulalah Ali melantunkan azan sembari tidur. Yang lain sedang terlelap. Muma pun datang mengecek.

“Eh.. sudah salat semua?,” tanya Muma.


“Sudah, “jawab mereka berbohong,  tetapi Muma terus mencecar mereka dengan pertanyaan.

“Di mana ambil wudu?,” usut Muma.


Ketika ada yang menyebut padasa (padasan, tempayan yang diberi lubang pancuran, tempat air wudu) di masjid, Muma mencecar mereka dengan pertanyaan lanjutan.

“Mengapa karumpa (terompah) tidak basah kalau pergi berwudu di masjid,” kata Muma.

Mereka tidak punya alibi lagi. 

 

 

Jadi PNS


Selepas wajib lapor di Korem, Ali Ahmad membidik pekerjaan sebagai pegawai negeri.  Suatu hari, Patekkai  dan FX Supono, yang pernah memeriksanya, bertandang ke kediaman Ali Ahmad. 


“Ini sampeyan ini?,” tegur Supono.

“Sampeyan, apa?,” tangkis Ali bernada kelakar dan berpikir yang dihadapinya adalah perwira berpangkat mayor dan letnan saja.

 Ali Ahmad boleh berbangga diri, karena pernah bertemu dengan petinggi TNI, sekelas Jenderal TNI M.Jusuf ketika menjabat Menhankam/Pangab. 


“Kenapa Mas Pono?,” tanya Ali.

Yang ditanya pun bercerita macam-macam. Tamunya  pun memberitahu Ali  bahwa kasus dirinya  sudah masuk Kotak Pos 5000, tempat masyarakat dapat melapor ke Pusat mengenai apa pun yang mereka alami dan ketahui tentang “kelakuan” aparat pemerintah di daerah-daerah. Setiap kasus selalu masuk Kotak Pos 5000. 

“Sampeyan ini anti pegawai negeri dan haram pegawai negeri. Tidak pernah menghormat bendera,” tuding Supono.


“Kapan saya pegawai negeri, dipecat karena tidak loyal? Ada nggak saya jadi pegawai negeri. Kan tidak pernah. Kedua, kapan saya ikut tes. Berapa kali tes. Lihat ijazah sarjana, S-1 saya ini,” bantah Ali Ahmad.

“Sampeyan mau jadi PNS?,” tanya Supono.

“Ya, mau dong,” jawab Ali Ahmad.

“Kami ini kebetulan tim seleksi PNS di Kantor Gubernur. Betul-betul mau?,” Petakkai yang ketika itu menjabat Kadit Sospol NTB menginformasikan. 

“Kalau memang Mas ini punya kewenangan betul, tempatkan saya di Pagutan, tempat istri saya bertugas,” kata Ali.


Sang tamu menawarkan Bima, Sumbawa, Dompu.

“Betul??!!,” Petekkai ingin memperoleh keyakinan Ali Ahmad.

“Betul..betul,” jawab Ali.

Tidak lama datang Surat Keputusan pengangkatan sebagai guru di SMA Negeri 4 Pagutan pada tahun 1990.

Ternyata aksi “ngamuk” membela Muma itu berbuah manis bagi Ali Ahmad. 


Menjelang menerima SK pengangkatan dan memperoleh surat tugas melaksanakan kewajiban, pada suatu pagi, Ali Ahmad disambangi seorang karyawan Kepala Kantor Wilayah  Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB yang ketika itu dipimpin Djoa Pasihu, orang Kendari Sulawesi Tenggara. Ali Ahmad acuh tak acuh saja melayaninya ketika terdengar seseorang mengucapkan salam dari luar pagar rumahnya. Kebetulan pula sang tuan rumah sedang mengawasi orang yang sedang mengerjakan rumahnya yang sementara dibangun. 

Singkat cerita, Ali pun menemui sang tamunya. Ternyata si tamu mengantar SK pengangkatan sebagai guru SMA dan harus segera mengajar. Pria itu ngotot tetap berusaha menyerahkan SK tersebut secara langsung dan memberitahu agar Ali Ahmad segera langsung mengajar keesokan harinya. Dia juga takut dimarahi atasannya jika amanat ini tidak disampaikan. 


“Begini Pak Ali, saya bawa SK dan surat tugas. Besok harus bertugas ini,” kata karyawan itu yang kemudian diketahui bernama Chaeruddin orang Sumbawa.

“Aduh repot, nih,” kata Ali Ahmad. 

Dia sudah maklum, kalau dia terima penyerahan SK itu, pasti dia minta imbalan jasa. 

“Tidak bisa begitu,” kata Chaeruddin lagi.

“Aduh. Pak Chaeruddin. Saya juga kehabisan rokok nih..,” bual Ali Ahmad.

“Nanti saya belikan rokok. Apa rokoknya,” segera Chaeruddin menyahuti dan Ali sendiri tidak menyangka dia akan sepolos itu membantu.

“Ya, Gudang Garam 16,” katas Ali Ahmad, yang tidak lama kemudian Chaeruddin pun lenyap dan muncul lagi dengan dua bungkus rokok sesuai yang dipesan. Taktik ini dilakukan Ali guna menutupi peluang terjadi sebaliknya, Ali yang dipalak.

Ali Ahmad kemudian meminta Chaeruddin membawa pulang SK tersebut. Kebetulan juga hari itu, Ahad. Tetapi dia bersikeras akan datang lagi keesokan harinya. Tapi Ali, menyampaikan tidak usah datang. 

“Tidak usah datang terus-terusan,” ujar Ali.

“Nanti saya dimarahi,”kata Chaeruddin.

Ali kemudian memberitahu bahwa kapan-kapan saja dia akan masuk bekerja sebagai Guru SMA Negeri 4 Pagutan. Tetapi Chaeruddin tetap bergeming. Dia bahkan bersedia mendampingi Ali pada hari Senin pergi ke sekolah itu. 


“Pukul 07.00 saya sudah di sini, Pak Ali,” Chaeruddin terus nrocos.

Keesokan hari Senin, seperti dia janjikan, Chaeruddin muncul di kediaman Ali Ahmad, sementara tuan rumah belum mandi.

Pertama mengajar, hingga sembilan tahun Ali menjabat Kepala Sekolah. Lalu menjabat Kepala SMA Negeri Labu Api. 


Tahun 1998 muncul reformasi. Ali Ahmad mulai berpikir banting stir. Guna membulatkan niatnya, dia bertemu Baharuddin Anwar yang tentu saja dapat dijadikan sebagai tempat bertanya dan berdiskusi karena memiliki segudang pengalaman di bidang pemerintahan. Diusulkan membidik partainya Sri Bintang Pamungkas. Dia juga bertemu dengan Muchtar Pakpahan yang ketika itu menjabat Ketua Serikat Buruh Indonesia (SBI)  

Melihat Muchtar Pakpahan selalu tampil mengenakan kopiah hitam, Ali Ahmad mengira dia seorang muslim. Mengetahui yang didatangi tak se-umat dengan dirinya, Ali Ahmad pun balik kanan pergi. 


Pernah juga sekali waktu ada pertemuan di Kantor Golkar di Mataram. Ada sejumlah dosen Unram, termasuk Dekan Fakultas Pertanian Sudarmadji, ikut hadir. Waktu itu, Ali Ahmad baru saja lepas dari wajib lapor di Korem. Dalam pertemuan itu, Ali Ahmad dan Rahman Mei duduk di kursi paling belakang. Komandan Korem waktu itu Kolonel Inf Soekotjo HS yang menjabat antara 1997 s.d. 2000. 


Saat sesi tanya jawab, Komandan Korem memberi kesempatan audiens menunjuk jari. Dari jauh, di bagian belakang, Soekotjo melihat gerakan tangan Ali. 

“Itu yang di belakang sana!,” sebut Komandan Korem.

Ali Ahmad bangun dari tempat duduknya. Berjalan bagaikan “ular mabuk” ke depan. 

“Assalam alaikum ww., Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian. Saya tidak tahu itu bilang bang..bang..bung..bung.. itu. Jadi, bapak tentara yang terhormat,” seru Ali Ahmad dengan lantang. 

Ali Ahmad membatin, mungkin juga ada di antara yang hadir bergumam.

“Apa pula ini ada orang gila yang tampil ini”.


Begitu mendengar kata-kata Ali Ahmad, audiens tergelak tawa sambil duduk terpaku di kursinya masing-masing. Mereka bersemangat karena tidak pernah membayangkan akan ada orang yang membongkar isi hatinya selama ini yang terpendam itu. Ali membongkar habis tentang “eka” (ekstrem kanan) – Islam fundamentalis -- dan”eki” (ekstrem kiri) – komunis --  yang viral dituduhkan kepada mereka yang terlibat dalam berbagai kasus yang oleh pemerintah segera dicap sebagai subversif. 


Ali Ahmad dengan lantang mengkritik, bagaimana begitu banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur, sementara di desa-desa mereka rata-rata dipimpin oleh pensiunan serdadu dengan pendidikan yang tidak memadai. Mereka hanyalah pensiunan kopral. Ali Ahmad mengobrak-abrik kepincangan dan ketimpangan perilaku berpemerintahan dan berpolitik di Bima. 


Mendengar keberanian Ali Ahmad, yang terakhir menjabat Wakil Ketua DPW PAN NTB  berorasi di depan Danrem tersebut, mungkin juga ada audiens yang rata-rata orang berpendidikan, merasa baru menemukan sosok yang berani bersuara lantang mengenai berbagai kepincangan yang terjadi di masyarakat. 


Ali sih cuek saja, Dia sudah “tamat” di tahanan selama enam bulan dengan beragam intimidasi dan ancaman atau teror yang dilakukan aparat. Seolah-olah intimidasi dan teror mental itu menggembleng dirinya selalu percaya diri berada di beragam situasi dan kondisi. 


Dia juga yakin, intimidasi dan ancaman yang pernah dialaminya sudah berlalu seiring dengan datangnya badai reformasi yang mengakhiri  pemerintahan 32 tahun Soeharto yang otoriter. 


Kini, lelaki itu telah pergi dalam sepi sendiri, setelah sempat diterpa musibah yang tak enak di hati. Selamat jalan sahabat. (M.Dahlan Abubakar, Makassar).

Bima ~ Media Aspirasi ~ Nama perusahaan daerah kabupaten Bima, Bank NTB Syariah Cabang Bima Isyu yang tak asing lagi, di kalangan Beberapa LSM yang tergabung.


Pada hari kamis (23/september/2021) beberapa LSM tergabung melakukan aksi demo didepan kantor Bank NTB Syariah. Guna menyuarakan tentang perso'alan anggaran penyertaan modal, yang digelontorkan oleh pemerintah kabupaten bima, bersumber dari APBD daerah. 


Ketua Dewan pimpinan Daerah, Lembaga Swadaya masyarakat, Barisan Intelektual muda pembela rakyat DPD BIMPAR NTB. Abdul Ghani, yang biasa disapa Bhaba Ghen, memberikan tanggapan saat diwawancarai wartawan. Meminta kepada Gubernur NTB Dr Zulkifli Mansyah merupakan selaku dewan komisaris Bank Ntb syariah, Agar segera datang dan memberikan pernyataan sikapnya terkait beberapa perso,aln yang sekarang di alami oleh Bank ntb syariah cabang bima.


"Sejak awal bulan September 2021 melakukan aksi demonstran, yang tergabung dari dua aliansi dan LSM, yaitu. DPD LSM BIMPAR NTB dan LP-KPK BIMA-NTB, mendesak pihak Bank Ntb syariah Cabang Bima, agar mentransparansikan tentang penggunaan anggaran penyertaan modal oleh Daerah kabupaten bima," Ujar ketua Bimpar NTB.


Lanjut Ghen, Hal ini. Yang membuat kami, dalam dugaan mereka sejak tahun 2015-2019 itu yang jumlahnya 50 miliyar kepada bank ntb syariah bima, tidak jelas arahya saat di lakukan pemeriksaan oleh anggota pansus yang dalam hal ini Anggota DPRD KABUPATEN BIMA. 


"Lalu meminta kepada direktur Bank ntb syariah, silakan dilakukan print koran terkait beberapa BUMD yang di lakukan penyertaan modal oleh daerah, sejak tahun 2015-2019," Ungkap Bhaba Ghen.


Tambahnya dia, "kami menegaskan, jangan sampai ada tudingan dan menyatakan bahwa Gubernur Ntb menjadi Biang dalam hal ini".


"Maka kami berharap adanya konflik yang ada di kota Bima, apa bila Gubernur ntb, tidak mengindahkan terkait dengan perso'alan, untuk datang memberikan pernyataan sikap di depan kantor Bank NTB syariah cabang Bima, massa demonstrasi ini tidak akan berhenti, lakukan aksi,"pungkasnya ketua Bimpar NTB.


Setelah pembubaran, saat diwawancarai wartawan, Hal yang senada disampaikan oleh Ketua Lp-Kpk Bima-NTB, Amirullah S.Ikom yang biasa disapa Amir Bigon Sape, hal ini seharusnya sebagai kepala daerah harus memberikan sikap, karena perlu diterapkan apa yang menjadi konflik dalam penyertaan modal diantaranya Bank NTB Syariah Cabang Bima. 


"Kalau memang pihak pemerintah kabupaten Bima dan lebih khususnya Kabag ekonomi, yang tidak ingin memberikan tanggapan, bahwa ini patut diduga bupati bima adalah otak dari pada penyertaan modal," pungkasnya Amir Bigon Sape.


Pantauan wartawan dilokasi,  dalam kegiatan pendemonstrasi oleh beberapa LSM yang tergabung, didepan kantor Bank NTB Syariah Cabang Bima, sempat menjadi suasana memanas adu cekcok antara massa Aksi dan pihak keamanan, namun dilerai oleh petugas kepolisian Mapolres Bima kota. Setelah massa aksi Menyampaikan orasinya, namun tidak ditanggapi oleh pihak Bank NTB Syariah Cabang Bima, akhirnya massa Aksi membubarkan diri.

Bima ~ Media Aspirasi ~ Pada hari rabu (22/09/2021) menjadi Polemik di publik tentang pengadaan 4 unit kapal, Ketua komisi lll DPRD Kabupaten Bima, fraksi partai Nasdem, Edymuhlis S.Sos. melakukan Konferensi Pers dengan puluhan wartawan di ruangan kerjanya, Mengungkapkan fakta kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tak  bertanggung jawab.


Ketua komisi lll, mengatakan waktu jumpa pers. Saya sepakat kasus ini di dibawa ke rana hukum karena ini menyangkut masalah penyalahgunaan jabatan, tidak hanya menyangkut nilai jabatan, dan juga menyangkut masalah tindakan penipuan.


"Jadi perlu diketahui oleh masyarakat atas tindakan penipuan yang dilakukan oleh oknum mantan Kepala Dinas perhubungan, semasih dia menjabat, hari ini pihak korban menganggap tidak ada itikad baik untuk menjelaskan dan mengembalikan uang sebanyak Rp 275. Akhirnya dipersoalkan, karena ini menyangkut masalah kerugian orang yang begitu besar," Ucap ketua komisi lll.


Hal ini Kata Edymuhlis, Bahwa mantan kepala dinas perhubungan sudah melakukan kebohongan terhadap salah satu rekan adik kandungnya salah satu anggota DPR dari fraksi PAN. Jadi adik kandungnya ini atas nama H. Aswad, yang berasal dari desa Sangiang kecamatan wera, menceritakan telah memberikan sejumlah uang kepada Pak Safrudin. Akibat yang tawarkan, mendapatkan paket proyek pengadaan 4 (empat unit kapal).


"Dengan yang di janjikan bahwa proyek kapal 4,2 miliar itu, kemudian diserahkan proses pengambilan uang itu secara bertahap, menurut yang diceritakan oleh H. Aswad, mulai dari tahun 2018  mulai dari tahun 2019 dan 2020 dan uang itu sudah mencapai angka hampir 300 juta," Ungkap Edymuhlis.



"Saya bersama Ketua Komisi 1 secara sukarela mendatangi rumahnya atau kediamannya mantan Kepala perhubungan, tentang uang 275 juta tersebut dan di arahkan kemana. Lalu mantan kadis mengaku uang itu benar diterima oleh dirinya. Akan tetapi sudah diserahkan ke Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri SE, sebelum pilkada". 


Kemudian, Sekarang di yang tuntut untuk bertanggung jawab adalah kadis, guna mengembalikan uang tersebut, karena sampai ini hari kapal itu dimenangkan oleh pihak lain, dalam proses daripada Pak Syafrudin mengaku uang itu telah diterima.


"Kami sebagai komisi terkait mengharapkan, pada Oknum mantan Kadis perhubungan jangan terlalu beralibi dan beralasan. Kembalikan uang warga  275 juta, yang pernah disetorkan kepada bupati bima untuk digunakan saat kampanye" oleh sebab itu saya minta kepada Pak Safrudin secara sadar mengembalikan uang orang karena kalau tidak, Saya khawatir banyak pihak yang akan melaporkan," Ungkap Edymuhlis.


Masih Menurut Edymuhlis, Bukan karena merasa ditipu dari pihak korban, akan tetapi yang dilakukan yang diduga pelaku sudah mengakui uang sebesar Rp 275 juta, diambil dari pihak korban. Tetapi sampai ini hari yang bersangkutan tidak mau Kooperatif, bahkan sudah melakukan koordinasi yang baik agar itu diselesaikan.


" Kemudian kami sudah menjelaskan saat mengunjungi di kediaman yang diduga pelaku penipuan ini untuk mendapatkan kepastian, dan bahkan itu di benarkan olehnya, uang itu sudah diserahkan kepada Bupati Bima sebelum pilkada," Tandasnya. 

 

Berhubung tugas dan fungsi sebagai anggota DPRD di komisi lll, yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di dinas perhubungan, saya merasa bertanggung jawab secara moral dengan ini, kami minta agar yang bersangkutan kooperatif dengan mengembalikan uang warga 275 (Dua Ratus Tujuh Puluh lima Juta) ini.


"karena ini, diduga kuat Kepala dinas perhubungan dan Bupati upBima telah melakukan konspirasi, tipu-tipuan ini yang membuat korban mengadukan kepada komisi lll," Pungkasnya.


"Tak hanya itu, tapi ini sudah menyangkut masalah penyalahgunaan jabatan sehingga telah merugikan orang lain, "saya bertanya berkali-kali kepada mantan kadis tentang uang, ini patut diduga kuat mantan kadis dan bupati bima masuk dalam kategori konspirasi berjamaah," Tutupnya Edymuhlis. 


Selain itu. Ketua Dewan pimpinan daerah (DPD), Lembaga Swadaya masyarakat, Barisan Intelektual muda pembela rakyat ( LSM-BIMPAR) Bima NTB. Abdul Ghani S.Pd yang biasa disapa Bhaba Ghen, serta menghadiri saat konferensi Pers di kantor DPRD Kabupaten Bima.


Abdul Ghani, Mengatakan saat diwawancarai wartawan Media Aspirasi, kami siap mengawal proses, berkaitan dengan dugaan keterlibatan Bupati Bima dalam pernyataan mantan kepala dinas perhubungan, yang telah menyetorkan sejumlah uang dengan nominal 275 (Dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah) Kepada Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri SE. Waktu kampanye sebelum pilkada.


" Dalam pernyataan mantan kadis tersebut, menguatkan kami sebagai LSM BIMPAR Bima NTB Untuk melaporkan, diduga kuat bupati bima terlibat dalam proses transaksi uang 275 juta, yang di imingkan agar mendapatkan proyek pengadaan kapal 4 empat unit, melalui kepala dinas perhubungan kabupaten Bima waktu masih menjabat," ungkap ketua DPD Bimpar. (Red/MA/06). 


  • Berkaitan dengan pernyataan Nara sumber di atas, kami sebagai awak Media akan terus melakukan klarifikasi dan meminta tanggapan kepada pihak-pihak yang di cantumkan dalam berita ini dan pihak tersebut sampai saat ini belum dapat dikonfirmasi.


  • Sembari menunggu tanggapan pihak Dinas perhubungan dan Bupati Bima, berita ini ditayangkan Oleh Pimpinan Redaksi Media Aspirasi.

Media Aspirasi

{picture#https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-1/28058894_154659935237247_4957512967608122509_n.png?oh=e15685f3106e957bc4d1d59cfa11f58c&oe=5B124344} Media online dari koran cetak Media ASPIRASI, yang merupakan media lokal di Bima, Nusa Tenggara Barat. Dengan Motto "Mengupas Data Penuh Fakta" {facebook#https://www.facebook.com/mediaaspirasi/} {twitter#https://twitter.com/MediaAspirasi} {google#https://plus.google.com/117226584361409169797}

Aden KT

{picture#https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-1/p160x160/18814149_1215037451951634_2575455190579377800_n.jpg?oh=ec906f093d30d091ff2f320adccd3d0e&oe=5B0872D2} Admin Website sekaligus penulis di Media ASPIRASI .online {facebook#https://www.facebook.com/mustamin.mnur} {twitter#https://twitter.com/} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.