Foto: Tim Ahli Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi M Jufri saat menjawab pertanyaan peserta seminar sehari. |
Kegiatan yang berlangsung di Paruga Nae Bolo, Rabu (14/11) tersebut bertema "Merajuk silaturrahmi sebagai ikhtiar membangun Indonesia damai".
Ketua Lembaga Perhimpunan Da'i dan Ulama (LPDU) Kecamatan Bolo, Ustadz. Abubakar H Abdullah SPd menyampaikan bahwa kegiatan ini diprakarsai oleh teman- teman BNPT dalam rangka merajut silaturahmi antar sesama. Yakni untuk menyatukan persepsi dalam hal memerangi semua permasalahan yang terjadi saat ini.
"Kegiatan ini kita undang pemateri dari Polres dan Kodim Bima. Bahkan sosilog Alumni Universitas Indonesia Jakarta," ujarnya.
Terkait dengan penyampaian pemateri dalam kegiatan tersebut sangat bagus diterapkan dalam kondisi yang saat ini. Karena realita yang terjadi, pola penyampaian melalui ceramah diatas mimbar kurang menyentuh hati warga. Sehingga pola itu harus diubah melalui pendekatan. Untuk lebih mengetahui apa permasalahan dan bisa dicarikan solusinya.
“Kita akan terapkan pola pendekatan secara persuasif. Karena dinilai mampu menyentuh hati warga," tuturnya.
Tim Ahli Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi M Jufri meminta kepada seluruh Da’i dan Ulama yang ada di Kecamatan Bolo agar meningkatkan strategis dalam rangka menghadapi tantangan global yang terjadi akhir-akhir ini. Dikarenakan secara makro kondisi pertumbuhan penduduk yang besar dibarengi dengan munculnya berbagai masalah ditengah kampung. Dan lebih krusial yaitu generasi sedang digerogoti oleh berbagai macam persoalan seperti LGBT, Narkoba dan lainnya.
Untuk menghadapi masalah itu, Da’i dan Ulama membutuhkan terobosan baru. Salah satunya tidak cukup memberikan ceramah di mimbar saja. Melainkan harus dilakukan secara pendekatan persuasif.
“Kalau sudah dilakukan pendekatan. Permasalahan yang dihadapi warga mampu kita gali. Sekaligus bisa kita berikan solusinya," terangnya.
Kata dia, terobosan yang mesti dilakukan oleh Da’i dan Ulama yakni mengajak masyarakat untuk berbuat ramah antar sesama. Dalam hal ini, Da’i dan Ulama harus turun langsung ditengah masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan warga. Yakni menebarkan senyum serta bersapa dengan mengucapkan salam.
“Senyum dan salam harus menjadi menu sehari hari bagi Da’i dan Ulama saat berinteraksi dengan warga. Sehingga tercipta desa yang ramah,” pintanya.
Selain itu, Da’i dan Ulama harus responsif dalam setiap permasalahan yang terjadi. Yakni, jika terjadi masalah di tengah kampung, dekati. Sehingga semua masalah akan hilang karena dibalut oleh aroma kekeluargaan.
“Da'i dan ulama harus lebih berperan dalam menyelesaikan setiap masalah," pungkasnya. (MA7)
Posting Komentar