Foto: Siswa SMAN 2 Bolo saat melaksanakan UNBK |
Menyusul adanya kebijakan yang mengharuskan penyelenggaraan UNBK, tidak sedikit sekolah yang dilema. Terutama sekolah di wilayah pelosok yang masih minim sarana penunjang UNBK.
Keterbatasan sarana dan prasarana adalah kendala yang umumnya dihadapi. Sementara disisi lain, pihak sekolah harus memenuhi tuntutan berdasarkan kebijakan yang ada.
Alhasil, kondisi itu membuat tidak sedikit sekolah berspekulasi. Yakni dengan meminjam komputer guru, siswa bahkan dipinjam dari sekolah lain untuk memenuhi penyelenggaraan UNBK.
SMAN 2 Bolo salah satunya. Sebagai sekolah yang pertama kali menyelenggarakan UNKB, sarana penunjang di sekolah setempat masih nihil. "Sekolah kita tidak punya komputer sama sekali," ungkap Kepala SMAN 2 Bolo, Jufriadi SE MM.
Untuk memenuhi tuntutan penyelenggaraan UNBK, disiasati dengan komputer pinjaman. Sebagian dari guru, siswa dan sisanya dipinjam dari sekolah lain. "Mau tidak mau harus dipinjam. Sementara bantuan dari pemerintah tidak ada," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah diharapkan lebih efektif mempertimbangkan kebijakan yang diambil. Sebab dukungan ketersediaan sarana dan prasarana merupakan kunci utama kelancaran program yang dicanangkan. "Setiap kebijakan atau program harus mampu didukung sarana dan prasarana. Karena itu adalah kebutuhan utama," cetusnya.
Selain itu, pemerataan bantuan yang disalurkan juga sangat diharapkan. Sehingga sekolah-sekolah di wilayah pelosok mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana. (MA3)
Posting Komentar