Foto : Petani di Desa Sandue tengah menjemur jagung |
Penurunan harga jagung diawal panen tahun ini diperkirakan lebih dari Rp 200 per kilogram. Mengingat tahun lalu, harga awal dimulai pada angka Rp 3.200 dan terus naik hingga Rp 3.700. "Pertama kali panen tahun lalu, harga jagung di tingkat petani diatas Rp 3.000 per kilogram. Sementara tahun ini, hampir satu bulan setelah panen harganya masih Rp 2.950 per kilogram, " ungkap Burhan, petani asal Desa Taropo Kecamatan Kilo, Jum'at (23/3).
Adanya penurunan harga jagung juga diakui Ardiansyah, pengepul jagung di wilayah Kilo dan Sanggar. Penyebab ketidakstabilan harga itu diduga karena masa panen yang tidak merata. "Jumlah jagung yang sudah dipanen sejauh ini kan masih sedikit. Kemungkinan setelah panen merata mulai bulan depan akan ada kenaikan harga, " ujarnya.
Berdasarkan pantauan media ini, harga tersebut berlaku disebagian wilayah Dompu. Mulai dari Woja, Manggelewa, Kempo, Kilo, termasuk Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima.
Penurunan harga tersebut mengancam pencapaian hasil petani. Apalagi diakui, harga jagung tahun ini berbanding terbalik dengan harga pupuk. "Harga pupuk tahun ini naik dari Rp 90.000 menjadi Rp 100.000. Kalau harga jagung terus menurun, petani jelas rugi," ujar Ikraman, petani di Desa Sandue, Kecamatan Sanggar.
Para petani berharap, akan ada peningkatan harga memasuki bulan April mendatang. Pemerintah diminta turut terlibat untuk mengawal harga jagung di tingkat petani. (MA5)
Posting Komentar